Mohon tunggu...
Pradhany Widityan
Pradhany Widityan Mohon Tunggu... Buruh - Full Time IT Worker

Full Time IT Worker

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

[Album Review] Power Works, Power Metal, Heavy Metal

22 April 2019   22:35 Diperbarui: 25 April 2019   14:59 1043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Power Metal (GuitarSquartz.net)

Album ini menurut saya bisa menjadi pintu masuk paling mudah untuk mencicipi heavy metal. Lagu-lagunya tidak brutal dan mengganggu telinga. Terdengar harmonis walau tetap ada yang overspeed. Saya lebih suka menyebutnya bergelora dan bersemangat.

Untuk lagu kalem dengan tema cinta, ada Bidadari dengan gitar akustik di separuh lagunya dan Memori Jingga dengan akustik piano pada intronya. Keduanya tetap sama-sama diselesaikan dengan overdrive. Namun, tempo yang pelan menjadikan musik ini lebih cocok saya sebut slow rock atau pop rock.

Sirna juga termasuk lagu pelan. Lagu ini menurut saya punya suara lengkingan vokal yang paling menyayat. Lagu ini bertema religi namun dengan lirik yang samar. Berbeda dengan Pengakuan yang lebih gamblang bercerita tentang keimanan.

Dua lagu ini bercerita tentang seorang manusia. Bedanya, Cita yang Tersita bercerita tentang 'aku' yang terbuai kenikmatan semu hingga melupakan masa depan dan membelenggu cita-cita yang tertanam dalam jiwanya.

Sedangkan Ego Sentris bercerita tentang 'dia' yang bersifat egois, hanya memikirkan kesenangan pribadi sehingga merugikan orang lain. Tempo kedua lagu ini cukup kencang dan sama-sama dibuka dengan suara synth dari keyboard yang mengingatkan saya pada intro lagu-lagu Europe.

Malapetaka, Angkara dan Timur Tragedi tentu saja tiga jagoan dari album ini. Ketiganya adalah hits dari album aslinya. Karakter lagu Malapetaka dan Angkara memang sedikit mirip. Sama-sama heavy tapi bertempo sedang sehingga menghasilkan permainan dan alur lagu yang rapi dan runut. 

Berbeda dengan Timur Tragedi yang sudah dihentak oleh rhythm gitar sejak intro. Speed metal sangat kental disini. Drum dengan double pedal non-stop, snare yang konstan dan nyaring khas ketukan klasik punk, kocokan rhythm dengan palm mute ala trash metal macam Metallica yang cepat dan vokal yang terus nyerocos hingga masuk solo gitar di tengah lagu. Ketiganya bercerita tentang dunia yang kita tinggali dengan murka alam dan ulah manusia di dalamnya.

Tapi juaranya buat saya yaitu Satu Jiwa. Lagu ini yang paling anthemic diantara yang lain. Reffrain-nya mengajak penonton untuk sejenak melupakan keluh kesah hidup dan seolah berkata "Ayo, kita nikmati saja musik rock malam ini!".

Sedikit membawa pesan penyemangat jiwa dari keputusasaan. Lirik itupun diramu bersama musik yang dijamin membuat penonton berjingkrak dan headbang tanpa lelah melewati malam yang beranjak larut bersama legenda heavy metal Indonesia, Power Metal.

Kau yang disana
Dan kau yang di sini
Jabat erat tanganmu..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun