Mohon tunggu...
Pradhany Widityan
Pradhany Widityan Mohon Tunggu... Buruh - Full Time IT Worker

Full Time IT Worker

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Laskar Pelangi yang Tak Terikat Waktu

2 Juni 2017   17:10 Diperbarui: 25 Juli 2017   08:36 717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SD Muhammadiyah atau SD Laskar Pelangi / dokumentasi pribadi

Museum Kata

Tak jauh dari lokasi replika SD Muhammadiyah, jejak Laskar Pelangi juga tersimpan di sini. Museum Kata Andrea Hirata mewarnai salah satu sudut desa Gantong. Selain karena isi dari museumnya, bangunan sederhana yang dicat warna-warni itu, literally mewarnai perkampungan.

Museum ini didirikan oleh Andrea pada tahun 2010 setelah ia berkesempatan menempuh pendidikan di Amerika. Andrea terinspirasi sebuah museum dengan format sama yaitu The Mark Twain Boyhood Home and Museum di Missouri, Amerika Serikat. Konon di Amerika sudah ada lebih dari 100 museum kata, dan Museum Kata Andrea ini menjadi yang pertama di Indonesia.

Salah satu ruangan di Museum Kata (Dok. Pribadi)
Salah satu ruangan di Museum Kata (Dok. Pribadi)
Menurut saya tepat jika dikatakan pertama dan satu-satunya museum kata di Indonesia, namun kurang tepat jika disebut sebagai museum sastra. Karena secara isi mayoritas adalah kata-kata bijak inspiratif dari karya-karya penulis di seluruh dunia. Tidak banyak menjelaskan mengenai sastra itu sendiri.

Pengunjung akan membaca dan melihat ratusan kalimat bijak nan inspiratif dari beragam genre literatur seperti musik, film, seni, dan tentu saja buku. Ruang-ruangnya dipenuhi kutipan, lukisan, foto, kliping, dan pernak-pernik hiasan lainnya yang menurut saya menjadikan tiap ruangnya menyenangkan. 

Beberapa ruang dikhusukan seperti semacam Thropy Room di stadion olahraga, untuk memajang kesuksesan novel dan film Laskar Pelangi. Tiap tokoh utamanya diberi ruang. Ada ruang Ikal, Lintang, dan Mahar. Saya cukup terkejut dan bangga karena ternyata kesuksesan Laskar Pelangi juga merambah banyak negara dan bahasa. Selama ini saya hanya tahu Tetralogi Pulau Buru-nya Pramoedya Ananta Toer sebagai novel dengan terjemahan bahasa asing terbanyak. 

Ruang lain banyak memajang karya kata-kata dari berbagai belahan dunia. Bahkan quote dari tokoh-tokoh besar seperti Muhammad Ali pun ada. Tapi saya merasa karya dari dalam negeri malah kurang tersaji.

Sedikit saya tahu, novel Laskar Pelangi menjadi salah satu yang terbesar di tahun 2000-an atau pasca reformasi. Laskar Pelangi juga menjadi pionir karya-karya sastra (novel) inspiratif yang di tahun-tahun berikutnya menjadi genre yang populer. Karya yang santun, tanpa tendesi, tidak seronok maupun ‘wangi’, unsur intrinsik yang ringan, pesan yang inspiratif dan dibuat untuk dijangkau semua kalangan bermunculan kemudian. 

Nama-nama sastrawan dunia (Dok. Pribadi)
Nama-nama sastrawan dunia (Dok. Pribadi)
Taruhlah karya-karya Ahmad Fuadi di tahun 2009 dan yang saya ingat ada 9 Summers 10 Autumns karya Iwan Setyawan (2011) yang kurang lebih serupa. Di lini masa itu pula saya merasa banyak sekali novel bergenre seperti itu berlabel “Best Seller” di sampulnya. Juga tak sedikit yang kemudian difilmkan.

Pada akhirnya kunjungan saya ke dua peninggalan Laskar Pelangi itu memang memberikan kesan yang menyenangkan. Diluar interpretasi saya yang memang mencoba sedikit lebih mencermati tempat-tempat yang saya kunjungi, tidak berlebihan rasanya menjadikan Laskar Pelangi sebagai kebanggaan masyarakat Belitung dan tentu saja Indonesia. Apresiasi karya sastra yang begitu besar di Indonesia yang pernah saya tahu.

Saya pun ikut larut dalam hingar bingarnya kala itu. Walaupun sudah lama berlalu, semangat berani bermimpi dan bercita-cita yang dituangkan menjadi kata-kata dalam Laskar Pelangi masih terus hidup hingga saat ini. Terbukti, Laskar Pelangi memang takkan terikat waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun