Mohon tunggu...
Pradhany Widityan
Pradhany Widityan Mohon Tunggu... Buruh - Full Time IT Worker

Full Time IT Worker

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Pantai-pantai Belitung yang Membuai Mesra

5 Mei 2017   01:59 Diperbarui: 5 Mei 2017   10:20 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mercusuar Pulau Lengkuas (Dok. Pribadi)

Tapi percayalah, menapaki 18 lantainya sebenarnya tidak terlalu melelahkan. Hanya gerah akibat terlalu banyak orang lah yang terasa mengganggu. Tapi terbayang kan bagaimana indahnya hamparan laut biru, pasir putih, batu-batu besar ditambah orang-orang yang berkegiatan dan lalu lintas kapal pengunjung yang tampak dari atas? Sambil menikmati sepoinya angin, memanjakan mata sejenak dari puncak mercusuar, yang hingga saat ini masih berfungsi sebagai penuntun kapal, tak bisa dilewatkan.

Angin laut masih akrab mengiringi ke pulau selanjutnya. Mengisi perut setelah lelah menaiki mercusuar dan snorkeling di spot di sekitar Pulau Lengkuas. Spotnya standar, namun tidak masalah, yang penting basah. Ikannya cukup banyak juga, sih.

Mercusuar Pulau Lengkuas (Dok. Pribadi)
Mercusuar Pulau Lengkuas (Dok. Pribadi)
Pulau Tanjung Kepayang disebut juga Pulau Babi menyediakan restoran ala-ala. Rujukan utama pelancong yang keroncongan dan ingin membilas badan. Pulau ini sebenarnya berpasir putih dan bersih juga, tapi tujuan ke sini biasanya untuk melepas lelah. Restonya standar tapi harganya relatif tinggi. Belum termasuk makanan, uang 15 ribu rupiah harus dikeluarkan untuk duduk, bilas dan menikmati kopi atau teh panas.

Jadi, ada baiknya membawa bekal makan sebelum berlayar. Agar lebih menghemat pengeluaran dan bersantap tanpa menggerutu pada perbandingan terbalik antara rasa dan harga makanannya. Hmm, baiklah, memang betul, kedua hal itu memang relatif bagi tiap orang.

Menuju Senja

Selepas dari Pulau Tanjung Kepayang  kegiatan hopping island hanya diisi dengan foto-foto di pulau-pulau kecil. Ada pulau pasir yang hanya muncul saat surut, dan satu Pulau Batu Berlayar dengan tembok granit purba yang besar-besar.

Sebelum senja berpulang, dipastikan sudah berada di dermaga lagi. Hopping island selesai, waktunya menunggu senja. Tempat yang paling pas adalah dengan  berkendara ke arah utara yaitu Pantai Tanjung Tinggi atau arah selatan di mana saya sempat singgah di Tanjung Binga.

Tanjung Binga memang bukan tempat wisata, puluhan kapal memenuhi pantainya, berantakan. Dari kapal-kapal yang baru dibuat dan sudah usang. Ada keramba ikan karena memang ini kampung nelayan. Tapi, letaknya yang menghadap ke barat, menjadikannya salah satu spot senja menarik. Apalagi jika lembayung menyinari kapal-kapal itu. Fenomena alam dan kehidupan masyarakat berbaur menjadi suasana senja nan eksotis.

Spot senja di kampung nelayan Tanjung Binga
Spot senja di kampung nelayan Tanjung Binga
Berlawanan, ke arah utara, hamparan pantai menghiasi sepanjang 10 menit perjalanan. Hingga kemudian tiba di tujuan, pantai Tanjung Tinggi. Pemandu lokal tentu dengan bangga menyebutnya Pantai (lokasi syuting) Laskar Pelangi.

Batu-batu granit besar memang menjadi hiasan apik di pantai-pantai Belitung. Dijamin, kombinasi pasir, batu, laut, senja (jika langit tak berawan) dan model wanita cantik (jika ada) akan menghiasi memori kamera. Sekedar ber-selfie sudah menjadi kewajiban.

Tak berlebihan memang branding pada Pantai Tanjung Tinggi. Sebuah tweet dari @Kemenpar_RI bertanggal 27 Maret 2017 menampilkan 3 Pantai Indonesia yang mendapat penghargaan dari majalah asal Korea, Vogue (akun twitternya @VogueKorea). Pantai Tanjung Tinggi bersama Pantai Tangsi dan Gili Meno di Lombok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun