Mohon tunggu...
Pradana Sidiq Izzulhaq
Pradana Sidiq Izzulhaq Mohon Tunggu... Mahasiswa - hi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga (20107030092)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kita Semua Mempunyai yang Namanya Inner Child

14 Maret 2021   01:51 Diperbarui: 14 Maret 2021   02:04 827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah itu kita bisa mencoba mengingat kembali apa yang kita rasakan saat itu dan mencoba memberikan sudut pandang diri sendiri sebagai orang dewasa.

Yang kelima ialah konsultasi ke orang yang lebih berpengalaman atau profesional, trauma atau luka masa lalu memang bisa memicu stres. 

Namun kita jangan putus asa, ada banyak orang yang berpengalaman atau  profesional kesehatan mental yang bisa membantu kita mencari cara terbaik untuk mengatasi trauma atau luka tersebut. 

Profesional kesehatan mental akan berusaha menciptakan ruang yang aman bagi kita untuk mulai menavigasi gejolak emosi dan mempelajari strategi yang berguna untuk menyembuhkan inner child. 

Biasanya setiap orang melakukannya dengan menggali pengalaman masa kecil kita untuk menemukan dampaknya dengan kehidupan di masa dewasa.

Secara karakteristik orang-orang yang inner child yang sedang terluka akan menunjukkan masalah dengan kepercayaan, keintiman, perilaku yang tidak bermoral dan perilaku secara pola pikir, serta hubungan saling ketergantungan. 

Akibatnya banyak dari mereka akhirnya memiliki suatu relasi antara dua orang yang memiliki perasaan yang kuta dengan orang tua yang rendah atau trauma masa kecilnya membawanya pada penerapan perilaku ketika dewasa yang seringkali merasa tidak percaya diri, anti kritik, mudah tersinggung, mudah marah, takut disakiti orang lain.

Inner child juga bisa terjadi seperti pengalaman yang sangat menyakitkan, mendapatkan kekerasan selama masa kanak-kanak, atau mengalami pengabaian, kurangnya kasih sayang, kontrol, perlindungan dan pengasuhan dalam keluarga yang banyak terjadinya permasalahan atau yang sering kita sebut konflik, dapat melukai inner child seseorang. 

Luka tersebut apabila tidak disadari dan disembuhkan, maka akan terbawa hingga ke kehidupan dewasa. Misalnya, seorang anak perempuan melihat orang tuanya bertengkar lalu ia pun melihat ayahnya memukul ibunya. 

Setelah ia menjadi wanita dewasa, ia cenderung sulit percaya, takut jatuh cinta dan takut menjalin hubungan dengan pria. Hal ini karena inner child dalam dirinya telah terluka sehingga itu menjadi trauma dan memengaruhi kehidupan dewasanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun