Mohon tunggu...
Zhaditya Pradana Mars
Zhaditya Pradana Mars Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Ekonomi Uniersitas Diponegoro

Ekonom junior spesialisasi makroekonomi dan ekonomi moneter, berkecimpung dalam pasar modal, serta anngota aktif Gerakan mahasiswa nasional Indonesia (GmnI) Kommisariat FEB Undip

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN Undip Menyulap Kotoran Sapi Menjadi Biogas

9 Februari 2023   02:00 Diperbarui: 9 Februari 2023   02:03 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Girikikis, Wonogiri - Gas LPG merupakan kebutuhan sehari-hari yang krusial guna memenuhi kebutuhan pangan manusia. Pada saat-saat kelangkaan gas LPG akibat permintaan masyarakat yang melebihi penawaran dan persediaan gas LPG yang ada tentunya membuat harga gas LPG meningkat sehingga tak terjangkau bagi sebagian kalangan masyarakat. 

Kenaikan harga gas LPG tentunya akan meningkatkan harga pada umumnya sehingga akan berujung pada inflasi. Hal tersebut merupakan akibat gas LPG merupakan salah satu komponen krusial dalam aktifitas sehari-hari sehingga pada ujungnya berakibat pada kalangan rumah tangga terpaksa mengeluarkan biaya tambahan hingga UMKM meningkatkan harga jual untuk menkompensasi kenaikan harga gas LPG (cost push inflation).

Sebagai upaya untuk menanggulangi kemungkinan terjadinya kelangkaan gas LPG, mahasiswa Universitas Diponegoro dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) memberikan solusi bagi warga Girikikis yakni sosialisasi dan aplikasi pengolahan biogas dari kotoran sapi yang dilaksanakan di kediaman ketua RT Desa Tameng. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar masyarakat Girikikis yang menjadi lokasi KKN memelihara sapi, namun kotoran yang dihasilkan sapi dibiarkan begitu saja dan dibuang sekali tiap tahun. 

Dengan bahan dasar yang terkesan sepele, mahasiswa KKN Universitas Diponegoro 'menyulap' kotoran sapi menjadi biogas dengan menggunakan tabung digester sederhana. Tabung digester sederhana tersebut antara lain: (1) tong air kedap udara, (2) pipa dan sambungan PVC, (3) lem epoxy, serta (4) alat penyalur biogas. 

Secara konsep, biogas merupakan hasil pemisahan dari kotoran sapi. tabung digester berfungsi sebagai tempat pemisahan biogas dari kotoran sapi, serta tempat untuk menampung dan pengaliran biogas. Setelah kotoran sapi dimasukan dalam tabung digester tersebut, kotoran sapi dibiarkan selama lima hingga tujuh hari agar proses pemisahan terjadi. Setelah proses tersebut, biogas akan mengalir dari tabung digester ke penyaluran sesuai kebutuhan. 

Implikasi dari penggunaan biogas, selain mendaur ulang sisa kotoran ternak yang mendukung aplikasi green and renewable energy (energi hijau yang terbarukan) adalah penekanan biaya dan harapannya dapat menjadi pertambahan nilai dari kotoran yang terkesan sepele menjadi bahan siap jual, dimana hal tersebut dapat ditiru oleh masyakat pada umumnya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun