Setiap tahun kesehatan lingkungan menjadi hal yang utama seperti dalam bersihnya ekosistem yang dapat berpangaruh dalam kualitas hidup kita. Di dunia, sampah plastik yang menumpuk dari tahun ke tahun menjadi masalah yang harus dituntaskan terutama di Indonesia.
Menurut data Badan Pusat Statistika (BPS), sampah plastik yang ada di Indonesia dapat mencapai 64 juta ton per tahun. Sementara itu, 85.000 ton kantong plastik yang dibuang ke lingkungan sekitar bahkan bisa sebanyak kurang lebih 10 miliar lembar per tahun .
Dalam hal ini beberapa lembaga turut aktif berpartisipasi dan berkampanye dalam menanggulangi perihal sampah plastik, seperti Ecoton (Ecological Observation and Wetlands Conservation).
Mereka adalah lembaga swadaya masyarakat yang fokus bertujuan dalam perlindungan ekosistem lahan basah seperti di Sungai. Lembaga ini didirikan sejak tahun 2000 dan pernah mendapatkan penghargaan Gold Month Environment dari Barack Obama selaku Presiden Amerika Serikat.
Ecoton mengembangkan sebuah ide untuk membuat museum dengan bertema bahan dasar dari plastik. Berawal dari menemukan ribuan kantong dan botol plastik di beberapa sungai besar di Jawa Timur seperti Mangrove Wonorejo, Kali Brantas dan beberapa Sungai di sekitar Surabaya.
Bahkan Ecoton juga melakukan survei kepada anak-anak sampai remaja di perkotaan mengenai pola konsumsi minuman kemasan plastik yang dapat menghasilkan sampah kurang lebih sebanyak 4.400 dalam tiga tahun, jika mereka setiap harinya mengkonsumsi tiga botol.
Museum Plastik ini berada di Dsn Krajan, Wringinanom-Gresik tepat berada di lahan kosong dekat dengan kantor Ecoton. Tempat ini berlokasi di pinggir sungai kali Brantas Surabaya.
Dari Setyorini selaku Manager Program di Ecoton menuturkan bahwa museum ini dibangun sebagai gambaran bahwa banyak sungai yang hampir kita temui telah dikepung sampai plastik. “Saya telah melihat sungai-sungai sudah banyak tercemar sampah mulai dari sampah plastik, kemasan produk rumah tangga, popok, dan masih banyak lagi”, ujarnya.
Museum Plastik ini mempunyai nama unik yaitu Fish Fersus Flastik (3F). Hal ini menggambarkan bagaimana kondisi laut dan sungai kita di Indonesia banyaknya ikan-ikan semakin terdesak oleh sampah plastik.
“Turut perihatin saya mas, karena Ikan-ikan di sungai banyak yang mati karena menelan banyaknya sampah plastik terutama mikroplastik di perairan” kata Dari Setyorini.
Mikroplastik adalah serpihan plastik yang sangat kecil seperti remahan-remahan. Dalam hal ini Dari mengungkapkan hal tersebut dapat mempengaruhi kesehatan manusia karena mengkonsumsi ikan yang memakan mikroplastik.
Selain itu di Museum Plastik ini terdapat Lorong sepanjang 10 meter dipenuhi ribuan botol plastik bekas dengan jumlah sekitar 3.600 botol bekas. Lalu, Botol bekas minuman kemasan berbagai merek tersebut digantung dan selanjutnya dikaitkan dengan jala di sekelilingnya. Hal ini juga bisa menjadi daya tarik wisatawan tersendiri yang berkunjung karena Lorong ini cocok untuk spot foto Selfie karena adanya berbagai macam botol minuman bekas.
Adapun juga patung Dewi Sri yang terbuat dari plastik dari kemasan produk rumah tangga seperti kemasan plastik dari sabun cuci tangan, minuman, lalu kemasan mie instan.
Plastik-plastik tersebut membentuk celana rok karena menggambarkan kondisi ekosistem di laut indonesia yang mana tempat dewi sri berada sudah tercemar oleh banyaknya kumpulan plastik atau sampah. Di tempat ini juga masih menawarkan aneka ragam bentuk dari sampah plastik.
Disini kalian dapat berkunjung setiap hari mulai pukul 08.00 sampai jam 16.00. Di Ecoton ini wistawan juga akan dipandu oleh kakak-kakak pemandu wisata. Selain itu, wisatawan bisa melihat sekeliling Sungai Brantas menggunakan Perahu Wisata Ecoton.
Wisatawan juga dapat berkunjung di Aula dan Laboratorium Ecoton untuk mengetahui bagaimana proses sampah plastik terurai, dokumentasi dalam mengambil atau memilah sampah di pinggir sungai, dan masih banyak kegiatan yang lain.
Dari Setyorini mengatakan bahwa peran pemerintah dan masyarakat harus AKTIF dalam menangani isu sampah plastik. Dalam hal ini saya sebagai penulis ingin menyampaikan informasi kepada pembaca agar mengurangi penggunaan kantong plastik.
Sehingga, alangkah baiknya jika kita membawa botol air minum dari rumah, menggunakan totebag untuk pergi ke pasar atau belanja, dan membawa wadah sendiri jika membeli makanan atau minuman.
Yuk, sebagai generasi Pemuda Indonesia untuk selalu menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat ya!
Sumber data:
Ibu Dari Setyorini – Manager Program
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H