Selain itu di Museum Plastik ini terdapat Lorong sepanjang 10 meter dipenuhi ribuan botol plastik bekas dengan jumlah sekitar 3.600 botol bekas. Lalu, Botol bekas minuman kemasan berbagai merek tersebut digantung dan selanjutnya dikaitkan dengan jala di sekelilingnya. Hal ini juga bisa menjadi daya tarik wisatawan tersendiri yang berkunjung karena Lorong ini cocok untuk spot foto Selfie karena adanya berbagai macam botol minuman bekas.
Adapun juga patung Dewi Sri yang terbuat dari plastik dari kemasan produk rumah tangga seperti kemasan plastik dari sabun cuci tangan, minuman, lalu kemasan mie instan.Â
Plastik-plastik tersebut membentuk celana rok karena menggambarkan kondisi ekosistem di laut indonesia yang mana tempat dewi sri berada sudah tercemar oleh banyaknya kumpulan plastik atau sampah. Â Di tempat ini juga masih menawarkan aneka ragam bentuk dari sampah plastik.
Disini kalian dapat berkunjung setiap hari mulai pukul 08.00 sampai jam 16.00. Di Ecoton ini wistawan juga akan dipandu oleh kakak-kakak pemandu wisata. Selain itu, wisatawan bisa melihat sekeliling Sungai Brantas menggunakan Perahu Wisata Ecoton.Â
Wisatawan juga dapat berkunjung di Aula dan Laboratorium Ecoton untuk mengetahui bagaimana proses sampah plastik terurai, dokumentasi dalam mengambil atau memilah sampah di pinggir sungai, dan masih banyak kegiatan yang lain.
Dari Setyorini mengatakan bahwa peran pemerintah dan masyarakat  harus AKTIF dalam menangani isu sampah plastik.  Dalam hal ini saya sebagai penulis ingin menyampaikan informasi kepada pembaca agar mengurangi penggunaan kantong plastik.Â
Sehingga, alangkah baiknya jika kita membawa botol air minum dari rumah, menggunakan totebag untuk pergi ke pasar atau belanja, dan membawa wadah sendiri jika membeli makanan atau minuman.
Yuk, sebagai generasi Pemuda Indonesia untuk selalu menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat ya!