Mohon tunggu...
Prabu Mulya Singacala
Prabu Mulya Singacala Mohon Tunggu... Relawan - Menulis itu merawat ingatan agar selalu diinggat

Mulya Institut (MI) pendor sekolah berkebudayaan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sujud

11 September 2024   07:14 Diperbarui: 11 September 2024   07:15 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 bawuran.id (Akses, 11/09)

Hamparan bumi yang luas

Tak bisa di jangkau indra penglihatan 

Seketika puas tanpa batas 

Menjadi kecil si hamba tengadahkan tangan ke arah atas

Kua angkat kehormatan bagian tubuh paling atas

Rasanya congkak yang tak ada adab

Meraungkan suara yang berbalut metapora dan amsal kehidupan 

Ini ga pantas

Seketika teriaknya terhenti 

Yang datang kepiluan yang menjadi-jadi 

Ini bukan hamba yang pantas memohon atas doa' 

Yang seharusnya sujud bersimpuh dengan kekerdilannya

Yang kelemahan ada pada dirinya serta membuang rasa angkuh dengan segala dosanya

Suhud.... Sujud... Sujud

Ku rendahkan yang serendah-rendahnya 

Tak ada kehormatan, kesombongan, keangkuhan yang ada padanya

Tersungkur, tercium bumi yang di injaknya

Ini terhormat bagi kita yang tak punya apa-apa dan mengharapkan Rahmat Tuhan yang Maha Bijaksana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun