belum ditemukan Masjid memasang tarif di pintu masuknya, sekelas Masjid Istiqlal saja pintu tetap terbuka lebar, walaupun ada penjaga di pintu masukny akan tetapi itu hanya mengarahkan saja.Â
Berbeda dengan pintu WC, area WC sudah dipasang kotak dan lengkan dengan penunggunya, kita pernah bincangkan ketikan mentri BUMN melarang ada tarif WC di setiap pasilitas SPBU, ini menjadi pro dan kontra, disebagian SPBU ada yang melaksanakannya dan ada pula yang mengabaikan, ini masalah bisnis dan ya bisnis.Â
Area WC jadi area transaksi, memasuki WC biasanya gratis tetapi keluar kita harus bayar, malu rasanya kalau tidak bayar karena kotak itu ada penunggunya yang dengan gimiknya meminta bayaran. haha.Â
Ini tentang transaksi, dimanapun kita dihadapkan pada transaksi. toh muamalah itu terbagi pada dua bagian, pertama muamalah adabiyah (mengurusi tentang adab dan etika serta kesesuaian dengan yang lainnya) dan yang kedua muamalah maliyah (transaksional), dan kita lebih banyak transaksi mengenyampingkan adabiyah.Â
Masjid Itu Geratis; WC Itu BayarÂ
Tidak ada larangan siapapun memasuki tempat itu, masjid terbuka lebar, tanpa bayaran, tanpa tuntutan dan tanpa apapaun. siapaun yang masuk masjid pasti akan nyaman dan terlindungi ini janji pemilik Masjid karen Masjid sebagai Baitullah maka siapapun yang masuk pada Baitullah semua akan aman dan terlindungi.Â
lainhalnya dengan WC, fenomena zaman ini menjadikan kencing pun harus bayar, tidak ada yang terlepas dari aktifitas manusia zaman moderen tanpa terhindar dari transaksi keuangan, termasuk masuk WC Bayar.Â
Pelajaran yang di Dapat.Â
Renungan masuk Masjid geratis sudah jadi pekerjaan rumah bagi kaum muslimin, Masjid harusnya menjadi prioritas dari tempat apapun, Masjid tidak boleh lebih buruk dari tempat tinggal, bahkan kalau disekeliling rumah megah harus ada masjid yang lebih megah baik dalam aktifitasnya maupun pengelolaannya. tulisa "asshadaqotu tudfaul bala" menjadi pengingat pada kita, dengan mngurus masjid kita akan terbebas dari kesulitan dan bencana. oleh karen itu, jangan kalah "kalao ke WC bayar tapi ke Masjid geratis" maka kita harus merubahnya "ke-Masjid bayar dan ke-WC bayar juga" boleh deh...kepentingan masjid jauh lebih mulia dibanding dengan yang lainnya.Â
Membudayakan Rp 2000 masuk masjid menjadi lebih baik karena kebiasaan Rp 2000 masa ini sudah menjadi kebiasaan pada yang lain termasuk didalamnya WC dan parkir. retribusi masjid akan mengamankan pada keadaan Akhirat kelak, semoga terjaga dalam setiap transaksinya. yuuu cukup Rp 2000 saja. wallahualam.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H