Mohon tunggu...
Irfan Prabudiansyah
Irfan Prabudiansyah Mohon Tunggu... Administrasi - Peneliti

Menyelesaikan studi S1 dan S2 di Institut Teknologi Bandung, Indonesia. Menyelesaikan S3 di University of Groningen, Belanda. Kini bekerja sebagai peneliti/scientist di Prancis.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menjelajahi Eksotisme Kota Roma

20 Januari 2011   07:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:22 3673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari-hari terakhir di Italia kami habiskan di kota Roma. Setelah sebelumnya menjelajahi kota Milan, Venice, Florence, dan Pisa, akhirnya kami sampai di ibu kota Italia ini. The “Eternal City”, itulah salah satu julukan untuk kota Roma. Kota ini menyimpan berjuta sejarah, maka tak heran jika kota ini selalu padat dikunjungi turis sepanjang tahun, dari musim dingin sampai musim panas. Kami begitu antusias untuk mengunjungi tempat2 wisata di sini.

Tiba di stasion termini, kami langsung menuju hotel untuk menitipkan barang2. Kemudian kami melanjutkan perjalanan untuk menjelajahi ibu kota. Tujuan pertama tidak lain adalah Colosseum. Dengan menggunakan metro, kami tiba di stasiun Colosseo. Bangunan bersejarah yang berbentuk melingkar itu langsung terlihat saat kami keluar dari gedung stasiun. Harga tiket masuk ke dalam Colosseum adalah €15 per orang. Begitu masuk ke dalam colosseum, sensasi ‘gladiator’-nya begitu terasa. Reruntuhan bangunan di dalam colosseum menjadi saksi bisu sejarah yang penuh darah. Pikiran kami pun langsung mengembara ke masa lalu saat tempat ini menjadi arena pertarungan para gladiator dan hewan buas dimana semuanya betarung berhari-hari sampai mati. Menurut informasi, Colosseum ini mampu memuat hingga 60.000 orang. Di bagian lain bangunan ini terdapat ruangan sejarah yang dilengkapi dengan kostum-kostum gladiator. Kurang lebih 1 jam kami menghabiskan waktu untuk menjelajahi isi gedung sambil mengabadikan momen di salah satu keajaiban dunia ini. Pokonya buat kamu yg pergi ke Roma, ‘wajib’ hukumnya untuk masuk ke Colosseum ini. Sebenernya ingin juga melihat pesona Colosseum di malam hari, namun karena keterbatasan waktu, kami memilih untuk melanjutkan perjalanan menuju tempat wisata lainnya.

The view of Colosseum from the station

Inside of The Colosseum

Inside of The Colosseum

Tempat berikutnya yang kami kunjungi adalah Trevi Fountain. Berjalan sekitar 30 menit dari Colosseum, menyusuri jalur sempit, tibalah kami di sebuah square dengan air mancur yang indah dan kolam yang dihiasi dengan patung-patung eksotis karya Nicola Salvi. Ribuan orang mengelilingi fountain (=air mancur) untuk melempar koin ke dalam kolam. Ada legenda yang mengatakan bahwa bila kita datang ke trevi fountain dan melemparkan coin dengan cara membelakangi kolam, dipercaya bahwa kita akan kembali ke Roma. Hmm.. kami pun tidak melewatkan kesempatan untuk melempar koin, meskipun kami percaya bahwa tanpa melempar koin pun, kami bisa kembali lagi ke Roma, hehe. Koin2 yang dilempar ke dalam kolam tersebut dikumpulkan setiap tengah malam. Berdasarkan informasi yang kami dapatkan, kira2 jumlah koin yang dilemparkan ke fountain ini bisa sampai 3000 Euro per hari. Dan uang itu digunakan untuk kebutuhan kota Roma.

Trevi Fountain, Roma

Tempat lain yang tak kalah indah adalah Pantheon, yang dijuluki ‘The Temple of God’. Julukan tersebut muncul karena dulunya Pantheon adalah kuil pemujaan dewa, tetapi sejak masuknya agama Katholik, bangunan ini dirubah menjadi gereja. Uniknya, gedung ini berbentuk lingkaran. Ciri khas dari bangunan ini adalah adanya Dome berukuran besar yang menutupi bagain atas gedung dengan lubang di bagian tengahnya. Lubang ini berfungsi sebagai penerangan di siang hari. Bagian bawah/lantai gedung diihiasi oleh batuan granit dan marmer. Semuanya didesain sedemikian rupa sehingga pada saat siang hari cahaya matahari masuk melalui lubang dan memancar indah ke seluruh isi gedung. Di dalam pantheon ini juga terdapat makam seniman Italia, Raphael dan Vitorrio Emanuele.

Inside the Pantheon, Roma

Pantheon’s Dome

The next destination is Piazza Navona. Buat temen2 yang pernah nonton film Angels and Demons (diangkat dari novel karya Dan Brown), mungkin mengenal tempat ini sebagai salah satu dari ‘The path of Iluminati’ (Fire, Earth, Air, Water). Di tempat ini terdapat  Fountain of the four Rivers yang merupakan simbol ‘Water’ sebagai elemen ke 4 Iluminati. Dalam film tersebut juga dapat dilihat bagaimana salah satu Cardinal dieksekusi di tempat ini. Ya, terlepas dari ‘sejarah’ tersebut, Piazza Navona ini memang memberikan pesona yang menawan. Di sini juga terdapat dua fountain yaitu Fontana del Moro di sebelah selatan dan Fountain of Neptune di sebelah utara. Banyaknya restoran dan cafe di sekitarnya membuat tempat ini kian sempurna.

Piazza Navona, Rome

Fountain of four river (Water symbol of Illuminati)

Tidak jauh dari Piazza Navona, terdapat satu cafe yang sangat terkenal di Roma yaitu Eustachio. Di cafe ini di jual beraneka ragam jenis kopi terkenal di dunia. Harganya bermacam2 tergantung jenis dan komposisinya. Kami pun menyempatkan diri ke sana untuk beristirahat sejenak dan menikmati kopi khas Italia. Cangkir kopi di cafe ini berukuran kecil namun kopinya yang kental dan pekat memberikan sensasi yang luar biasa.

Eustachio Cafe, Roma

Hari kedua di Roma, kami mengunjungi Vatican. Sebuah negara kecil yang terdapat di tengah2 ibu kota. Sebagaimana kita tahu bahwa Vatican ini merupakan pusat umat katholik dunia. Vatican memiliki struktur pemerintahan yang unik dengan Paus sebagai pimpinan utama negara. Meski pemerintahannya dijalankan oleh lembaga di bawahnya, namun Paus memiliki kendali penuh terhadap aktivitas eksekutif, legislatif, dan yudikatif di Vatican. Ya, saat ini Vatican adalah satu2nya negara dengan sistem ‘monarki absolut’ di di dunia. Dilihat dari sisi kepemimpinan, sekilas posisi Paus ini ‘mirip’ dengan posisi Khalifah dalam negara Islam,  satu kepemimpinan untuk seluruh dunia, namun tentu saja sistem pemerintahan keduanya sama sekali berbeda.  Simbol utama Vatican adalah St. Peter Basilica, sebuah gereja yang sangat besar yang dibangun dengan gaya rennaisance. Di depan gereja terdapat lapangan Santo Petrus (St. Peter Square). Lapangan ini biasa digunakan untuk acara misa yang langsung dipimpin oleh Paus. Di liburan musim panas ini antrian untuk masuk ke dalam St. Peter Basilica begitu panjang. Karena keterbatasan waktu kami pun memutuskan untuk tidak masuk ke dalamnya. Kami memanfaatkan waktu untuk berjalan2 dan berfoto2 di sekitar St. Petro Square.

St. Petro Basillica and St. Petro Square, Vatican

View of Vatican from the top of Basillica

Side view of St. Petro Square

Masih banyak tempat2 di Roma yang belum sempat kami kunjungi, 2 hari saja ternyata tidak cukup untuk menjelajahi kota Roma. Anda harus meluangkan waktu minimal 3 hari untuk bisa menjelajahi seluruh isi ibu kota Italia ini. Incredible antiquities, gorgeous piazzas, stunning fountains, and great food. Itu lah Roma. Dengan berakhirnya petualangan di Roma, maka selesai lah cerita perjalanan kami di Italia. Kami pun berangkat menuju Stazione Termini, lalu menuju bandara untuk kembali pulang ke Belanda. Berikut adalah adalah sebagian momen2 yang sempat kami abadikan di kota Roma.

Para petualang di kota Roma

Bagian dalam Colosseum

In front of Colosseum, Rome

Trevi Fountain, Rome

Throw your coin and make a wish..

Menjelajahi roma di malam hari

Coffee time at Eustachio, Rome

Dinner time at Rome

at St. Peter Sqaure, Vatican

in front of St. Peter Basillica, Vatican

in front of St. Peter Basillica, Vatican

On The way home

Demikianlah cerita singkat perjalanan kami di negeri Pizza. Mudah2an bermanfaat. Arrivederci…

:)
:)
------------------------------------------------------------------------------------------------ [i.prabudiansyah] Tulisan Sebelumnya: Florence dan Pisa dengan Segala Keajaibannya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun