Justru, Kivlan menyesalkan kedatangan Yayasan Sukma yang mendadak muncul menjemput sandera. Yang menurut Kivlan, seperti pahlawan kesiangan. Padahal sebulan lebih ia blusukan hutan bernego dengan pihak penyandera.
Seperti kita ketahui, Yayasan Sukma juga mengklaim berperan dalam pembebasan sandera. Namun, apa yang dilakukan Tim Surya Paloh ini, dalam setiap investigasinya selalu berkoordinasi dengan Menteri Luar Negeri RI. Begitu pun, saat detik2 terakhir pembebasan sandera, MetroTV menyiarkan terus menerus dan langsung dari hutan Zulu. Dengan model investigasi yang lugu ini, maka dengan mudah Tim Surya Paloh dapat diendus oleh Tim Kivlan-Megawati.
Maka, ketika Tim Surya Paloh dikonfrontir dengan Kivlan di TVone dengan topik, “Siapa berperan dalam membebaskan sandera?” Karny Ilyas senyum-senyum nyengir penuh kemenangan.
Untungnya, kita punya Presiden Jokowi. Beberapa menit setelah pesawat yang mengangkut 10 WNI yang telah bebas itu mendarat di Halim Perdana Kusuma, Presiden Jokowi dengan bijaksana mengatakan, “Pemerintah mengapresiasi kepada semua pihak atas dibebaskannya 10 WNI.”
Pidato singkat Jokowi ini mencerminkan bahwa sebagai Presiden, segala informasi apapun, tidak akan luput dari pantauannya.
Tinggal, pertanyaan penting yang belum terjawab, Kenapa Megawati berani berkonspirasi dengan tentara bayaran. Dan tidak melaporkan ke Presiden jika Kivlan menjadi negosiator?
Ah, tiada dosa berkhianat asal demi kemanusiaan.*