Mohon tunggu...
D.B. Prabs
D.B. Prabs Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Paruh Waktu

Seorang penulis paruh waktu yang mengamati berbagai isu dan tren

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Saatnya Anda Mengasingkan Gawai Sesaat dan Membersihkan Racun Digital Demi Kewarasan

16 Februari 2021   14:57 Diperbarui: 16 Februari 2021   15:23 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi tetap saja digital detox dibutuhkan. Menarik diri dari dunia maya akan memberi waktu bagi otak kita untuk istirahat. Tentu sembari membuang racun digital tadi. Tidak ada kiat istimewa ala motivator untuk urusan ini. Karena semua kembali pada diri sendiri.

Beberapa web kesehatan mental menyarankan waktu 4-6 jam sehari untuk menjauhi dunia maya. Saya pikir ini tidak mudah. Apalagi bagi anda yang mendapatkan penghasilan dari media digital: online shop, endorsment, atau buzzer politik.

Tapi, ada metode yang saya pikir cukup mudah dilakukan. Cukup buat interval antar kesempatan membuka gawai atau berurusan dengan dunia maya. Sebut saja 30 menit. Anda akan membuka gawai serta berinteraksi di dunia maya tiap 30 menit sekali. Ketika membuka gawai, anda juga perlu mengatur batasan jelas. Misal 15 menit saja berselancar di dunia maya.

Tentu metode ini tidak diterapkan ketika pekerjaan anda menuntut untuk aktif di media sosial. Maka, teknik paling tepat ya menghindari gawai setelah bekerja. Sebut saja 1-2 jam, asal rutin. Setidaknya, anda telah mengurangi paparan racun digital di luar pekerjaan.

Jika anda merasa perlu melakukan digital detox, ada beberapa tips yang saya pikir perlu dipertimbangkan. Jangan lupa, tidak ada batasan lagi antara dunia nyata dan dunia maya. Maka abstainnya anda dari media sosial juga bisa berdampak bagi anda dan lingkungan sosial anda.

Tips pertama adalah memastikan lingkungan bahwa anda sedang melakukan digital detox. Tidak perlu koar-koar seperti sebuah hal spesial, kan tidak pakai telur. Minimal kabarkan bahwa anda akan slow response saat dihubungi. Entah pakai story, twit, status, atau artikel semacam ini.

Kedua, jangan ngalamun saja. Justru dengan ngalamun, anda bisa mengalami dua peristiwa negatif: memikirkan media sosial berikut informasinya, atau kesurupan. Cari saja hiburan atau kegiatan yang bisa lepas dari gawai. Misal berkebun, menulis, atau orasi sendiri di depan kantor Bupati. Pokoknya kegiatan tanpa gawai.

Ketiga, usahakan bisa keluar rumah. Entah nongkrong atau sekedar makan. Tapi jangan sampai anda malah sibuk membuat story saat makan enak. Atau sibuk menggosipkan akun nyinyir yang sedang menabur haters. Jika seperti itu, namanya bukan digital detox tapi gabut.

Jika anda merasa jenuh bahkan tertekan karena media sosial, berarti anda memang butuh untuk digital detox. Berarti, setelah membaca artikel ini silahkan asingkan gawai anda. Seruputlah minuman favorit sambil berkegiatan atau bercengkrama. Tenang saja, tidak banyak yang berubah di media sosial selama digital detox. Tetap menyebalkan, penuh humble bragging, dan sjw nyinyir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun