Dalam pikiran Si Anai-Anai, jika dirinya berhasil menjadi Ketua Dewan Kota, maka 2 Hartawan terbesar yakni Tuan Wibawa dan Tuan Jaki akan tunduk terhadap dirinya..
Demi ambisinya, Si Anai-Anai kemudian mulai menyerang, membangun narasi propaganda, dan menghasut warga Kancil Kota, untuk membenci dan tidak menyukai Tuan Wibawa dan Tuan Jaki.. Karena pengaruh kedua Tuan Hartawan ini dipandang berbahaya bagi ambisinya untuk naik kelas sebagai Ketua Dewan Kota, maka strategi pertamanya adalah bagaimana menyebarkan hasutan agar warga kota tidak lagi bersimpati kepada 2 orang kuat ini..
Dengan segala macam cara, dengan strategi kebusukan dan kelicikannya, si Anai-Anai menebarkan serangan "fitnah" tanpa henti, disemua forum warga kota yang bisa didatanginya.. Dengan kelihaian dan kepandaiannya berkata-kata, Si Anai-Anai berhasil memukau sebagian warga Kota untuk mengikuti jalan pikirannya..
Alhasil, dalam beberapa bulan lagi sebelum pemilihan Dewan Kota Dimulai, kabar buruk datang dari negeri tetangga.. Bahwa Sekelompok Harimau sedang melakukan konvoi menuju Kota Kancil, untuk menjarah dan merebut Kota Mereka..
Karena Kekacauan moral yang disebabkan oleh Si Penghasut Busuk Hati bernama Si Anai-Anai ini, Kekacauan Kota Kancil tidak bisa lagi diselamatkan, mereka telah kehilangan moral untuk bertarung mempertahankan Kotanya, yang pada gilirannya, Sekelompok Harimau berhasil menguasai dan menjarah kota mereka..
Horas
Maturnuwun
Wa Wa Wa
Hormat Kami,
Willem Wandik S.Sos
Waketum DPP Partai Demokrat