Mohon tunggu...
prabas jihwakir
prabas jihwakir Mohon Tunggu... -

Indonesian Scholar,

Selanjutnya

Tutup

Catatan

True Disappointment

25 Juni 2012   17:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:32 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13406453891304525430

Jawaban pahit ini yang aku dapatkan. Semangatku tinggal separuh.

Kepalaku tertunduk. Nafasku kuhela panjang supaya emosiku tidak meletup. Berusaha kutahan meski sulit, meski aku tersakit-sakit di dalam. Jika teriak di sini, aku bisa dibom, dikeroyok, dihantam habis. Tapi dalam hati, aku simpan derita yang lebih pedih. Derita yang orang lain tak bisa tahu. Ini tentang mereka dan diriku.

Tapi bukankah ia bisa menelepon? Perangkat jaman sekarang memudahkan komunikasi. Ada aplikasi google+ untuk chat dan video chat.  Aku mengajaknya membuka google+, berharap ia masih bisa mengalahkan ego dan rasa malunya.

Kami sudah janji sebelumnya. Aku bilang mau interview. Itu memang kenyataan. Meski di balik tugas itu, aku juga menyimpan harapan tersendiri. Profesionalisme tetap harus kujaga. Kulakukan yang terbaik untuk profesiku, pekerjaanku, uangku. Karena memang aku juga butuh uang. Namun kalau sekedar uang mah, itu hanya remeh temeh sampah jika dibandingkan dengan penawar rindu. Aku sudah lelah berjuang dan menunggu untuk saat ini.

Ia enggan.

Dan itu membuatku muak.

Dan jika aku muak, aku menggila.

Wajahku tenang meski hatiku bergejolak hebat.

Letupan emosiku menjadi-jadi, membuat dinding hatiku semakin sakit.

Ia sudah ingkar.

Ia khianat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun