Terlepas dari pekerjaan sehari-hari, kepala desa secara aktif melibatkan para pekerja malaria dalam serangkaian pertemuan konsultatif untuk mengembangkan peraturan desa tentang surveilans migrasi malaria.
Widonarto berkata "Petugas malaria desa menunjukkan bagaimana anggota masyarakat yang terlatih dan berdaya dapat berkontribusi secara signifikan dalam pengendalian malaria,"
"Mereka sangat berdedikasi dan siaga 24 jam untuk menanggapi setiap kasus malaria" lanjut Widonarto.
Suatu malam, Supriyanto, sang pekerja malaria desa, menerima telepon dari tetangga yang istrinya sedang demam. Supriyanto berangkat pukul 10 malam dengan sepeda motor membawa peralatan kesehatan malarianya.Â
Beliau memeriksa suhu tubuh orang tersebut dan melakukan tes diagnostik cepat malaria, dan ternyata orang tersebut positif.Â
Lantas Supriyanto segera berkonsultasi dengan dokter di Puskesmas Banyuasin, dan orang tersebut dirawat karena malaria.Â
Keesokan harinya, Supriyanto beserta para staf Puskesmas melakukan survei darah massal kepada sekitar 85% penduduk desa untuk memeriksa apakah parasit malaria menginfeksi orang lain.Â
Orang yang dinyatakan positif dirujuk ke Puskesmas untuk mendapatkan pengobatan. Setelah sekitar satu minggu perawatan, Alhamdulillah mereka semua pulih.
"Menjadi pekerja malaria desa membuat saya bangga karena semua anggota keluarga saya menderita malaria ketika saya masih kecil," kata Supriyanto.Â
"Saya bersyukur memiliki pekerjaan di mana saya dapat memberikan sedikit kontribusi untuk membantu meringankan penderitaan orang lain. Saya berharap kita dapat terus waspada dan memastikan Purworejo bebas dari malaria hingga 100%!". Lanjutnya pada wawancaranya bersama media.
Sejak awal Covid 19, petugas kesehatan dan petugas malaria desa telah menerapkan langkah-langkah ekstra kesehatan masyarakat dan sosial untuk mencegah penyebaran Covid 19.Â