Nah... bagaimana pula dengan Cowok Matre? Penentang takdir, atas nama kebutuhan eksis di kota metropolitan, tampil keren dan hidup enak tanpa susah payah. Ternyata juga menjangkiti kaum cowok, Siapa yang ga tergiur?... Hanya bertahan harga diri dan idealisme aja Para Pria Normal yang sesungguhnya bertahan dalam takdir kelelakiannya. Targetnya siapa? tergantung, dia tipe cowok tulen atau cowok melambay... kalo melambay ya cowok dikalangan penyuka mereka juga. Kalo cowok tulen ya para wanita kesepian, mamah muda kaya raya atau nyonya sosialita jetset yang kelebihan duit, yang seringkali kesepian dianggurin suami yang sibuk bisnis, atau bahkan seorang simpanan makmur yang ga lagi setia sama tuannya...belibetnya hidup ini..Â
Bedanya, para Wanita Kaya yang 'membiayai' Cowok Matre, dengan kesadaran penuh paham dan sukarela menjadi penyandang dana si Cowok. Dan bedanya lagi... Nyonya belang bin keranjang ini melakukan hal ini biasanya karena hati kecil ingin menyangkal keadaan. Dirinya tidak lagi diinginkan, usia yang menua, kecantikan yang memudar, kulit mengendur, tapi pergaulan sosialita dan kenyataan rekening padat yang menyebabkan mereka cari kesibukan "asyik" biar tetep muda. Disisi lain secara kasat mata juga merupakan persaingan kaum sosialita tipe tante sasak tinggi gincu tebal, dimana mereka harus tampak berkilau bersaing dengan wanita paruh baya sasak tinggi lainnya termasuk kepemilikan 'brondong' juga faktor yang penting dalam persaingan mereka yang kejam... melelahkan dan tak ada habisnya.
Bedanya lagi, Tipe Cowok, cenderung punya masa, punya titik jenuh, punya batas ujung dalam melakoninya. Mereka cenderung tetap punya tujuan. Menikah, dan keluarga. Tipe ini akan bertahan sampai dia merasa "cukup" dalam petualangan gairah ini... Untuk kembali ke tujuan. Track yang benar. Keluarga.
Yang Cewek, ya gitu... selama dia nggak punya kemampuan apa-apa.. ga punya keahlian apa-apa dan enggan untuk susah payah, paling banter kalo bosan ya, pindah ke korban lainnya, selama tampang dan body masih laku... Itulah kenapa orang akan lebih berjengit mendengar kata "Cewek Matre" ketimbang Cowok Matre. Apalagi kalo sudah memasuki usia kritis... dimana banyak daun muda lebih menarik... dia akan menancapkan taring lebih dalam. Berusaha menguasai, minta komitmen, minta dikawin... Betapa dungu nya para korban ini.
Apakah mereka (Cewek dan Cowok Matre) bahagia? nyaman? tentram? damai??.. Saya rasa tidak... awalnya bisa jadi iya, dibiayai, duit banyak, barang-barang branded bagus, bergelimang kenikmatan hidup di kota penuh gaya dengan mudahnya.
Adakah rasa jenuh? Sesal??.. Pasti... hubungan yang dipaksakan, bahkan tanpa cinta, miskin komitmen, tanpa daya. Tapi keengganan mereka untuk kembali "susah" takut kembali miskin, tersingkir dari dunia gemerlap yang melenakan. Itu yang menyebabkan mereka bertahan. Kalah akan harga diri dan idealisme.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H