Desa Samar memiliki masyarakat yang mayoritas bermata pencaharian sebagai pertenak sapi memiliki sebuah masalah yang tak terlepas dari kesehariannya. Limbah kotoran sapi yang dihasilkan oleh sapi-sapi yang diternak menumpuk dan dibuang tanpa pengolahan terlebih dahulu. Dari masalah ini, melalui PPK Ormawa HMD Akuntansi UM tergerak untuk membantu masyarakatnya dalam melakukan pengolahan limbah kotoran sapi agar menghasilkan produk yang dapat digunakan dan mengatasi permasalahan dari pembuangan limbah ke sungai yang mencemari lingkungan.
Pada Sabtu, (6/7/2022) beberapa anak perwakilan HMD Akuntansi berkunjung ke Desa Samar untuk meninjau dan membantu proses pengolahan limbah kotoran sapi menjadi Pupuk Organik Padat. Pada hari itu mereka disambut oleh Bapak Rubik, selaku Kepala Desa Samar.
Proses pengolahan limbah kotoran sapi dilakukan di salah satu rumah warga, yaitu Pak Wanto. Langkah awal dalam mengolah limbah kotoran sapi adalah dengan mencampurkannya dengan cairan dekomposer (EM4) kemudian dijemur dibawah terik matahari selama 3-4 hari. Jika tidak dijemur langsung dibawah terik matahari penjemuran akan memakan waktu yang lebih lama yaitu sekitar 2 minggu.
 "Diharapkan kedepannya bahan primaxi (EM4) yang digunakan untuk proses pengeringan bisa digantikan dari bahan alami yang diproses sendiri sehingga dapat mengurangi biaya yang digunakan serta memnafaatkan sumber daya alam secara lebih maksmal," kata Pak Rubik selaku Kepala Desa Samar.
Setelah mendapatkan kekeringan yang diinginkan, langkah selanjutnya yaitu pengayakan (penghalusan) limbah kotoran sapi. Limbah kotoran sapi yang sudah dihaluskan selanjutnya dilakukan penyaringan untuk mendapatkan tingkat kehalusan yang sama.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI