Mohon tunggu...
PPG Pemasaran G2 UM
PPG Pemasaran G2 UM Mohon Tunggu... Guru - PPG Prajabatan Angkatan 2 Tahun 2023

Program Studi Pemasaran Gelombang 2 Tahun 2023 Universitas Negeri Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diklat WKG Universitas Negeri Malang - PPG Prajabatan Gelombang 2 Tahun 2023

4 April 2024   12:50 Diperbarui: 4 April 2024   12:55 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pemaparan materi/ dok. pribadi

Dalam rangka membangun kesadaran dan apresiasi terhadap keragaman budaya serta menanamkan nilai-nilai perdamaian di kalangan calon pendidik, Universitas Negeri Malang (UM) menggelar Diklat Wawasan Kebinekaan Global (WKG) yang wajib diikuti oleh mahasiswa PPG Prajabatan Angkatan 2 Tahun 2023 Bidang Studi Pemasaran Kelas 001. Agenda ini diselenggarakan pada tanggal 1-5 April 2024, dengan pelaksanaan utamanya berlangsung pada 2 April 2024 di Gedung Kuliah Bersama (GKB) A21-412 Universitas Negeri Malang, dimulai pukul 07.30 hingga 15.30 WIB.

Sebelum memasuki sesi inti, para peserta terlebih dahulu mengikuti postest yang bertujuan untuk mengukur kesiapan dan kemampuan awal mereka terkait isu kebinekaan. Materi diklat kemudian disampaikan dalam lima topik utama yang diangkat dari tema "Rumah INDONESIA". Topik 1 "Dunia yang Berwarna", Topik 2 "Indonesia yang Harmonis", dan Topik 3 "Damai Dimulai dari Diri" dibawakan oleh Bapak Rachmad Hidayat, S.Pd, M.Pd, sementara Drs. Mohammad Hari, M.Si menyampaikan Topik 4 "Sekolahku Bhineka" dan Topik 5 "Sekolahku yang Damai".

Melalui kelima topik tersebut, para calon guru diajak untuk memahami keberagaman dari perspektif global hingga lingkup personal, serta mempelajari strategi dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan menghargai perbedaan. Dengan bekal pemahaman ini, diharapkan mereka dapat menjadi agen perubahan yang menyebarkan semangat toleransi dan perdamaian di lingkungan pendidikan maupun masyarakat luas.


Topik 1: Kebhinekaan Global

Sebagai bagian dari upaya mencetak calon pendidik yang memiliki wawasan luas tentang kebinekaan global, Universitas Negeri Malang (UM) menggelar sesi "Topik 1: Kebinekaan Global" dalam pelatihan bertajuk "Rumah INDONESIA". Sesi yang berlangsung selama 45 menit ini diselenggarakan secara asinkron dengan pendekatan interaktif dan dipandu oleh fasilitator berpengalaman.

Pembukaan dengan Memaknai Keragaman Sebagai Anugerah

Mengawali sesi, fasilitator menyampaikan harapan agar peserta memiliki kesadaran mendalam bahwa kebinekaan dalam skala global merupakan fitrah dan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Melalui sesi ini, para calon guru diharapkan menjadi lebih peka terhadap tantangan dalam mengelola keragaman serta mampu mengidentifikasi solusi sebagai duta perdamaian di manapun mereka berada.

Refleksi Diri Melalui Pertanyaan dan Permainan Interaktif

Untuk memicu refleksi peserta, fasilitator mengajukan serangkaian pertanyaan reflektif seperti "Apakah Anda pernah terpikir untuk dilahirkan kembali dari bangsa lain?" Peserta diminta menuliskan jawaban dengan pendekatan "Jika-Maka" guna mengeksplorasi dampak dari keseragaman di dunia.

Kegiatan dilanjutkan dengan permainan interaktif "Dunia yang Berwarna" yang dimainkan secara berkelompok. Dalam permainan ini, peserta berperan sebagai pemain dan fasilitator bergantian. Pemain harus mengidentifikasi warga negara dari berbagai negara berdasarkan penampilan dan ciri khas mereka. Setelah permainan, peserta melakukan refleksi dengan menjawab pertanyaan seperti "Bagaimana jadinya jika manusia di dunia hanya boleh tinggal di tempat asalnya, tidak boleh ada migrasi?" dan "Apa yang disebut penduduk asli? Apakah yang lahir di tempat itu?"

Menggali Konsep Kebinekaan Global

Untuk memperdalam pemahaman peserta tentang konsep kebinekaan global, fasilitator memaparkan lima topik penting, yaitu:

1. Kita satu kesatuan yang berbeda

2. Ragam manusia, ragam bangsa, ragam bahasa

3. Keragaman tingkatkan kecerdasan

4. Tantangan keberagaman dalam kancah global

5. Kunci sukses di Abad 21

Melalui penyampaian materi yang disertai diskusi interaktif, para peserta mendapatkan wawasan komprehensif tentang keberagaman manusia di dunia, dampak positif yang ditimbulkannya, serta tantangan dan kunci kesuksesan dalam mengelola kebinekaan tersebut.

Aplikasi dan Penutup dengan Kutipan Inspiratif

Setelah memahami konsep, peserta diajak untuk merefleksikan bahwa dunia tanpa batas dan sekat memungkinkan manusia menyebar bagai bunga aneka rupa di taman semesta. Fasilitator kemudian menutup sesi dengan mengutip pernyataan Mahatma Gandhi yang menekankan bahwa kemampuan mencapai kesatuan dalam keragaman akan menjadi keindahan sekaligus ujian bagi peradaban kita. Dengan pendekatan interaktif yang mengombinasikan refleksi diri, permainan, penyampaian konsep, dan diskusi, sesi ini berhasil membangun wawasan dan apresiasi para calon pendidik terhadap keberagaman global. Bekal ini diharapkan dapat membekali mereka dalam menjadi agen perubahan yang mempromosikan toleransi, saling menghargai, dan menciptakan lingkungan belajar yang inklusif bagi semua kalangan di masa depan.

pemaparan materi/ dok. pribadi
pemaparan materi/ dok. pribadi

Topik 2: Indonesia yang Harmoni

Dimulai dengan pengantar bahwa kebhinekaan Indonesia ditandai dengan beragamnya suku dan budaya yang ada. Dosen memberikan pengantar bahwa dengan Kebhinekaan yakni suku adalah kondisi masyarakat yang terdiri dari berbagai suku bangsa dengan budaya yang berbeda-beda. Terdapat banyak sekali suku bangsa di Indonesia, masing-masing memiliki bahasa, adat istiadat, dan tradisinya sendiri. Keberagaman ini merupakan kekuatan dan aset bangsa yang patut disyukuri.

Kegiatan selanjutnya yakni masing-masing kelompok mengemukakan pendapatnya mengenai permainan dunia suku yang dipimpin oleh dosen. Permainan ini mengajak mahasiswa untuk menjelajahi kekayaan budaya suku bangsa di Indonesia. Permainan yang dilakukan berlangsung menyenangkan. Masing-masing mahasiswa dapat memberikan tanggapan serta sharing mengenai pengalaman baik tinggal maupun berkomunikasi langsung dengan masyarakat suku yang sedang dibahas. Dengan adanya permainan dunia suku ini, dapat memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangsa serta mampu meningkatkan kreativitas dan rasa toleransi dan saling menghormati antar suku bangsa.

Dengan adanya permainan dunia suku, Indonesia memiliki potensi untuk menjadi contoh terbaik dalam penerapan toleransi dan penghormatan terhadap keberagaman. Namun, hal ini membutuhkan upaya bersama dari semua pihak untuk mengatasi berbagai tantangan intoleransi. Dengan mempelajari konsep negeri penuh harmoni dan aktif dalam kegiatan yang mempromosikan toleransi, diharapkan mahasiswa dapat mewujudkan Indonesia yang damai dan sejahtera.

Setelah serangkaian kegiatan pada materi topik 2 ini, dapat direfleksikan bahwa Indonesia merupakan negara yang mempunyai banyak suku dan ras yang berbeda-beda. Karena perbedaan tersebut seringkali suku tersebut mengalami suatu kesulitan untuk mencapai tujuanya. Kesulitan yang biasa dialami adalah adanya diskriminasi antar suku Beberapa suku mungkin menghadapi diskriminasi dan penindasan dari pemerintah atau kelompok-kelompok lain. Hal ini dapat menghambat kemampuan mereka untuk mencapai tujuan mereka dalam hal akses ke pendidikan, pekerjaan, atau kekuasaan politik. Selain itu Banyak suku mungkin memiliki akses terbatas terhadap sumber daya seperti tanah, air, dan energi. Keterbatasan ini dapat membatasi kemampuan mereka untuk mencapai tujuan ekonomi, sosial, dan politik. Dari tantangan yang dijelaskan tersebut Adapun beberapa Solusi yang dapat menanggulangi masalah tersebut antara lain Memastikan bahwa suku-suku dilindungi dari diskriminasi, penindasan, dan kekerasan, serta memastikan hak-hak mereka untuk mengakses tanah, air, pendidikan, kesehatan, dan keadilan. Dan Mendorong pembangunan ekonomi lokal dengan memberikan akses yang lebih baik kepada sumber daya dan pasar, mempromosikan kewirausahaan lokal, dan menyediakan pelatihan keterampilan untuk meningkatkan kesempatan kerja.

pemaparan materi/ dok. pribadi
pemaparan materi/ dok. pribadi

Topik 3: Damai di Mulai dari Diri

Di mulai pertanyaan pemantik yang mengantarkan kepada tema pembahasan yaitu pernahkah anda merasa malu tentang identitas diri anda? Sehingga anda perlu menyembunyikan identitas tersebut agar tidak diketahui orang lain? dimana aktivitas yang dilakukan berupa masing -- masing kelompok mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan pemantik yang tersedia dan nantinya hasil diskusi dapat di paparkan. 

Setelah diskusi, adanya kegiatan refleksi dengan merenungkan beberepa pertanyaan yang berkaitan dengan tema seperti pernahkah kita berhenti sejenak dan menyadari bahwa kita semua adalah individu yang unik dan istimewa dengan cara masing-masing? Pada refleksi topik ini mengingatkan diri sendiri bahwa setiap diri punya identitas, dan identitas kita yang unik tidak perlu dibandingkan dengan identitas orang lain. Setiap orang punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dalam perjalanan kehidupan kita, seringkali kita terjebak dalam permainan membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain. Kita melihat kesuksesan teman, kecantikan saudara, atau bakat luar biasa yang dimiliki orang lain, lalu tanpa sadar kita menilai rendah diri sendiri.

Kemudian adanya konsep yang perlu dipahami untuk dapat berdamai di mulai dari diri yakni setiap manusia dilahirkan dengan seperangkat bakat, kepribadian, dan pengalaman hidup yang membentuk identitas mereka. Identitas ini seperti sebuah karya seni yang indah dan tak tergantikan. Sama seperti setiap lukisan memiliki warna, goresan, dan komposisi yang berbeda, demikian pula dengan setiap individu. Kita masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan yang menjadikan kita istimewa. Membanding-bandingkan diri dengan orang lain hanya akan membutakan mata kita dari keindahan keunikan diri sendiri. Setiap orang berjalan di jalur yang berbeda dalam kehidupan, dengan tantangan dan kesuksesan yang berbeda pula. Dengan demikian, bukan hanya tidak adil, tetapi juga tidak masuk akal untuk membandingkan diri kita dengan orang lain. Ketika kita menerima dan merayakan keunikan diri, kita akan menemukan kedamaian dan kepuasan batin yang sesungguhnya. Jadi, mari kita semua mengambil langkah untuk merayakan identitas kita yang istimewa. Kita semua adalah karya seni yang indah dan unik. Biarkan keunikan itu bersinar terang dan menginspirasi dunia dengan caramu sendiri.

Setelah adanya pemahaman mengenai konsep yang dapat menguatkan bahwa pentingnya berdamai dengan diri, pada akhir kegiatan pada topik 3 terdapat aplikasi dengan tujuan untuk mengenal diri dan identitas lebih dalam sehingga masing -- masing mahasiswa yang merupakan calon guru profesional untuk dapat membuat CV yang menampilkan identitas dan informasi mengenai diri mahasiswa calon guru profesional sebanyak mungkin.

dok.pribadi
dok.pribadi

dok. pribadi
dok. pribadi
Topik 4: Sekolahku yang bhineka : Keragaman di Sekolah  

Pada topik ini memberikan contoh praktis mengenai nilai -nilai keberagaman di Tri Pusat Pendidikan. Kaitannya dengan hal tersebut dengan adanya keberagaman perlu adanya sikap toleransi dan saling menghormati.

Untuk menciptakan sekolahku yang bhineka melalui keberagaman, pada kegiatan diklat WKG di mulai dari diri dengan masing-masing kelompok merefleksikan pertanyaan pemantik yang terdapat pada modul seperti praktik-praktik apa sajakah yang dilakukan di sekolah yang mencerminkan penghargaan untuk keragaman tersebut?

Masing-masing kelompok menyampaikan pendapatnya mengenai hal tersebut, dan adanya diskusi. Setelah itu, peserta diklat melakukan aktivitas berupa permainan dimana masing - masing kelompok yang bermain peran menjadi kepala sekolah kemudian dihadapkan pada sebuah kasus mengenai permasalahan keberagaman di sekolah, dari permainan yang dilakukan semua kelompok telah menyampaikan solusi - solusi terbaik untuk dapat diimplementasikan pada suatu permasalahan.

Setelah adanya penyelesaian suatu permasalaha yang telah dilakukan pada aktivitas sebelumnya, kegiatan selanjutnya berupa refleksi mengenai Apakah ditemukan cukup banyak unsur kebinekaan dalam sekolah yang Bapak Ibu pimpin? Atau berupa pertanyaan lain apakah sekolah Bapak Ibu pada umumnya menjadi tempat menumbuhkan penghargaan pada kebinekaan atau sebaliknya?

 

Konsep mewujudkan sekolah yang bhineka 

Untuk mewujudkan Sekolah yang bhineka dapat dilakukan dengan diimplemetasikan dalam beragam aktivitas. Ini bisa terjadi jika ada niat yang tulus dari pemangku kepentingan serta didukung penuh oleh seluruh warga sekolah untuk menciptakan sekolah yang menghargai keragaman. Ada 3 topik yang akan bapak dan ibu pelajari di modul ini:

1. Implementasi nilai toleransi di Sekolah

2. Memperkuat budaya Sekolah dengan aktivitas kebinekaan

3. Area untuk memasukkan nilai toleransi di kelas

4. Kurikulum yang mengapresiasi keberagaman

5. kegiatan ekstrakurikuler yang mendukung keberagaman

Setelah adanya pemahaman konsep yang ada, peserta diklat memperoleh pengetahuan mengenai praktik baik yang dapat diimplementasikan untuk mewujudkan sekolah yang bhineka dalam menghadapi keberagaman di sekolah sehingga peserta didik dan semua warga sekolah mampu memiliki toleransi dan saling menghargai.

Sebagai penguatan setelah merefleksikan dan memperoleh konsep mengenai permasalahan keberagaman yang ada di sekolah dan perwujudan sekolah yang bhineka, peserta diklat dimohon untuk membuat rencana program dalam bentuk aktivitas kebinekaan baik di lingkup sekolah maupun lingkup kelas. Hal tersebut dapat seperti sebagai berikut :

1. mengadakan Festival Budaya Nusantara yang seru! Tiap kelas/jurusan akan mewakili satu daerah dan menampilkan budayanya seperti tarian, pakaian adat, makanan khas, dan lain-lain. Seluruh warga sekolah terlibat dan kita juga bisa mengundang masyarakat sekitar untuk meriahkannya.

2. Projek Pemasaran Produk Khas Nusantara, di mana kelas dibagi dalam kelompok dan masing-masing memilih satu produk khas daerah tertentu untuk dipasarkan. Kita harus mempelajari budaya/kearifan lokal terkait produk tersebut untuk menyusun strategi pemasaran yang tepat.

dok. pribadi
dok. pribadi

Topik 5: Sekolahku yang Damai

Sekolah adalah lembaga yang mempunyai peran strategis terutama mendidik dan menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sekolah diharapkan menjalankan fungsinya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dengan optimal dan mengamankan diri dari pengaruh negatif lingkungan sekitar. Dimensi budaya damai di sekolah. Dimensi-dimensi yang dikembangkan pada program tersebut antara lain kedamaian dan anti kekerasan (peace and non-violence), hak asasi manusia (human rights), demokrasi (democracy), toleransi (tolerance), pemahaman antar bangsa dan antar budaya (international and intercultural understanding), serta pemahaman perbedaan budaya dan bahasa (cultural and linguistic diversity).

Dalam upaya mewujudkan sekolah yang damai, kita harus memahami ancaman, kerentanan, dan kapasitas yang ada. Ancaman dapat berupa tindakan kekerasan, intimidasi, perundungan, atau konflik yang dapat mengganggu keamanan dan kenyamanan lingkungan sekolah. Kerentanan meliputi faktor-faktor yang dapat memicu atau memperburuk situasi, seperti kurangnya pengawasan, komunikasi yang buruk, atau ketidakpedulian terhadap isu-isu penting.

Untuk mengatasi ancaman dan kerentanan tersebut, kita perlu meningkatkan kapasitas sekolah. Pertama, penting untuk membangun budaya saling menghormati dan toleransi di kalangan siswa, guru, dan staf melalui program pendidikan karakter dan resolusi konflik. Kedua, memperkuat sistem pengawasan dan keamanan sekolah, termasuk pengawasan aktif oleh guru dan staf, serta pemasangan kamera pengawas di area-area berisiko. Ketiga, meningkatkan keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif untuk belajar.

Dengan mengatasi ancaman, mengurangi kerentanan, dan meningkatkan kapasitas, kita dapat meminimalkan risiko terjadinya insiden yang dapat mengganggu keamanan dan kenyamanan sekolah. Sekolah yang damai akan memberikan lingkungan yang mendukung proses belajar-mengajar serta perkembangan siswa secara optimal.

Itulah beberapa refleksi dalam kegiatan Diklat Wawasan Kebhinekaan Global semoga dapat bermanfaat dan dapat menjadi gambaran bahwa kegiatan ini sangat menyenangkan dan memperluas wawasan bagi kami mahasiswa PPG Prajabatan Program Studi Pemasaran Angkatan 2 Tahun 2023 serta masyarakat luas. Dengan kegiatan WKG inilah kami semakin mempelajari makna toleransi, gotong royong, berkhebinekaan global, semakin sadar akan luasnya keberagaman yang ada di Indonesia, dan dapat menjadi bekal sebagai guru profesional untuk mencetak generasi emas di masa depan.


dok. pribadi
dok. pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun