Dalam upaya mewujudkan sekolah yang damai, kita harus memahami ancaman, kerentanan, dan kapasitas yang ada. Ancaman dapat berupa tindakan kekerasan, intimidasi, perundungan, atau konflik yang dapat mengganggu keamanan dan kenyamanan lingkungan sekolah. Kerentanan meliputi faktor-faktor yang dapat memicu atau memperburuk situasi, seperti kurangnya pengawasan, komunikasi yang buruk, atau ketidakpedulian terhadap isu-isu penting.
Untuk mengatasi ancaman dan kerentanan tersebut, kita perlu meningkatkan kapasitas sekolah. Pertama, penting untuk membangun budaya saling menghormati dan toleransi di kalangan siswa, guru, dan staf melalui program pendidikan karakter dan resolusi konflik. Kedua, memperkuat sistem pengawasan dan keamanan sekolah, termasuk pengawasan aktif oleh guru dan staf, serta pemasangan kamera pengawas di area-area berisiko. Ketiga, meningkatkan keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif untuk belajar.
Dengan mengatasi ancaman, mengurangi kerentanan, dan meningkatkan kapasitas, kita dapat meminimalkan risiko terjadinya insiden yang dapat mengganggu keamanan dan kenyamanan sekolah. Sekolah yang damai akan memberikan lingkungan yang mendukung proses belajar-mengajar serta perkembangan siswa secara optimal.
Itulah beberapa refleksi dalam kegiatan Diklat Wawasan Kebhinekaan Global semoga dapat bermanfaat dan dapat menjadi gambaran bahwa kegiatan ini sangat menyenangkan dan memperluas wawasan bagi kami mahasiswa PPG Prajabatan Program Studi Pemasaran Angkatan 2 Tahun 2023 serta masyarakat luas. Dengan kegiatan WKG inilah kami semakin mempelajari makna toleransi, gotong royong, berkhebinekaan global, semakin sadar akan luasnya keberagaman yang ada di Indonesia, dan dapat menjadi bekal sebagai guru profesional untuk mencetak generasi emas di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H