Filsafat pendidikan merupakan kajian yang membahas tentang keyakinan terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakekat pengetahuan dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan. Dan landasan ini juga melihat teknologi dari kebenaran logika/akal. Filsafat adalah sebuah kata yang berasal dari bahasa Yunani, Â philein artinya mencintai, dan sophos atau sophis artinya hikmah, arif, atau bijaksana. Filsafat dapat diartikan sebagai bentuk mencintai hikmah atau kebijaksanaan. Filsafat dalam bahasa Arab (Falsafah), hal tersebut disesuaikan dengan adanya tabiat dalam penyusunan kata Arab. Oleh karenanya, kata ini berasal dari sebuah kata kerja falsafah dan filsafat
Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna dan hakekat pendidikan, yang berusaha menelaah masalah pokok diantaranya adalah apakah pendidikan itu, dimana pendidikan itu dilaksanakan, mengapa pendidikan diperlukan, untuk siapa pendidikan, apa yang menjadi tujuan pendidikan, dan bagaimana proses pendidikan.
Teknologi Pembelajaran perkembang dengan pesat, teknologi sebagai sarana atau alat bantu dalam pembelajaran jika saat proses belajar mengajar peserta didik kesulitan untuk memecahkan masalah atau kurang paham dengan materi yang akan disampaikan oleh guru.
B. SOSIOLOGI-ANTROPOLOGIÂ
Secara etimologis kata sosiologi pendidikan berasal dari dua kata sosiologi dan pendidikan. Sosilogi berasal dari bahasa Latin dan Yunani, yakni kata socius dan logos. Socius (Yunani) yang berarti  berkawan, atau bermasyarakat, sedangkan logos berarti ilmu. Jadi secara harfiah istilah sosiologi dapat diartikan ilmu tentang masyarakat. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok dan struktur sosialnya.
Antropologi secara etimologi berasal dari bahasa Yunani kata antropos berarti manusia dan logos berarti ilmu jadi antropologi adalah suatu disiplin berdasarkan rasa ingin mempelajari tentang bagaimana cara suatu individu memahami tentang manusia dengan berbagai falsafah dan tata cara kehidupannya. Sehingga ilmu antropologi dapat diartikan sebagai sebuah kajian ilmu yang mempelajari tentang proses perubahan kehidupan manusia dan keanekaragamannya.
- Antropologi Fisik
Antropologi fisik ini mengkaji perkembangan fisik atau perilaku manusia, yaitu cara manusia beradaptasi pada lingkungannya. Manusia berusaha mengembangkan kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan yang dimiliki dalam mengelola sumber daya alam di sekelilingnya. Selain itu, manusia mengatur sebuah proses hubungan interaksi, timbal balik dalam suatu pola perilaku bermasyarakat
- Antropologi Budaya
Para ahli antropolog mengatakan istilah kebudayaan pada umumnya mencakup bagaimana seseorang dalam berpikir dan bertindak dalam lingkungan sosialnya, dalam  kelompok masyarakat secara khusus. Aspek kebudayaan dalam antropologi terdiri dari keberagaman nilai, bahasa, norma, tradisi keagamaan dan adat istiadat setempat.
Para arkeolog mengatakan dari hasil observasinya, kemunculan suatu peradaban suatu wilayah tentang perubahan sosial masyarakat disuatu tempat sehingga perubahan dimasa sebelumnya dijadikan sebagai acuan untuk dapat memahami perkembangan sosial budaya masyarkat dimasa yang selanjutnya. Mereka berusaha dalam mengumpulkan data sisa zaman dulu dengan cara tersebut dijadikan dasar sebagai seorang pakar arkeolog untuk mengetahui kebiasaan, pola perilaku serta kebudayaan masyarakat di zaman yang dapat menjadi acuan di periode selanjutnya.
Antropologi pendidikan mengkaji secara sistematik bagaimana praktik pendidikan dalam sudut pandang kebudayaan. Kebudayaan sebagai warisan kepada generasi penerus bangsa dalam sebuah kumpulan masyarakat sebagai bekal pengalaman. Para arkeolog dan pendidikan bekerjasama dalam menyebar luaskan kebudayaan dalam bagian-bagian pendidikan dan berupaya melestarikan hasil-hasil kebudayaan tersebut.
Defenisi sosiologi pendidikan menurut menurut F.G. Robbins, sosiologi pendidikan adalah sosiologi memiliki peran khusus menyelidiki struktur dan dinamika proses pendidikan. Struktur dalam hal ini mengandung pengertian teori dan filsafat pendidikan, sistem kebudayaan, struktur kepribadian dan hubungan kesemuanya dengan tata sosial masyarakat. Sedangkan dinamika yakni proses sosial dan kultural, proses perkembangan kepribadian, dan hubungan kesemuanya dengan proses pendidikan.
Antropologi Pendidikan memahami tentang bagaimana suatu individu melakukan proses praktik pendidikan yang ditinjau dari perspektif menurut sudut pandang kebudayaan masyarakat. Adanya antropologi pendidikan dapat memperhatikan latar kebudayaan yang berbeda disetiap peserta didik sehingga dapat terwujudnya kegiatan belajar dan mengajar yang berwawasan kearifan.
C. PSIKOLOGI
Psikologi sering diasumsikan sebagai ilmu tentang jiwa. Kata psikologi menurut bahasa Yunani Kuno terdiri dua suku kata, yaitu psyche yang berarti jiwa, dan logos yang berarti ilmu. Secara harfiah, psikologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Kata jiwa merupakan sebuah objek kajian yang abstrak, yang sulit untuk dideskripsikan secara objektif, dan tidak dapat diamati atau diukur secara ilmiah.
Perkembangan psikologi setelah sekian lama tidak lagi dimaknai sebagai ilmu tentang jiwa, melainkan ilmu yang mempelajari tentang perilaku manusia dan proses mental yang melatar belakanginya (Santrock, 2002). Saat ini banyak pengertian tentang psikologi yang dirumuskan oleh para ilmuan, yang esensinya hampir sama dengan pengertian dasar tentang perilaku dan proses mental tersebut. Sehingga psikologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang proses mental suatu individu serta penyebab yang menyertainya.
Psikologi sebagai bidang yang sasaran utamanya mengkaji tentang mental manusia secara umum, perkembangan dan kebutuhan pembelajaran peserta didik. Peserta didik merupakan anggota masyarakat yang mengembangkan potensi diri melalui proses kegiatan belajar mengajar baik pada jalur formal maupun non formal. Mereka inilah yang perlu dikaji lebih dalam mengenai kebutuhan dan kesanggupannya. Hasil kajian tersebut yang dijadikan acuan dalam menyusun alternatif solusi yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, tenaga pendidik, tenaga kependidikan dan pengelola pendidikan di instansi pendidikan.
- Psikologi Perkembangan
Jean pieget seorang pakar psikologi terkemuka mengklasifikasikan urutan perkembangan kognitif anak sebagai berikut :
1. Fase Sensori Motor (umur 0-2 tahun)
Pada fase ini pengalaman kognitif anak didasarkan pada perlakukan panca indra anak. Perkembangan kognitif akan tampak bila anak memiliki banyak pengalaman interaksi dengan lingkungan khususnya yang bersifat material/fisik. Tahapan  kemampuan dapat dideteksi dari kemampuan mengenali dan kemampuan mengingat. Dalam fase ini disarankan agar orang tua lebih banyak memberi pengalaman tambahan kepada anak, kemudian pengulangan pengalaman dengan mengingatkan anak.
2. Fase Intuitif - Pra Operasional (umur 2-7 tahun)
Pada fase ini pengalaman kognitif anak dapat diperoleh dari pada pengkayaan pengalaman baik interaksi dengan lingkungan maupun pengulangan ingatan. Beberapa kecakapan baru yang penting adalah kemajuan yang sangat pesat dalam pengumpulan kosa kata.
3. Fase Operasi - Kongkrit (umur 7-11 tahun)
Pada fase ini pengalamna kognitif anak berangsur beralih dari dunia fantasi ke dunia nyata, maka logis tidaknya satu keadaan telah menjadi pertimbangan tindakannya. Pada saat orang tua disarankan untuk membimbing kreatifitas, mengembangkan keterampilan dan mendorong keberanian yang positif pada anak.
4. Fase Operasi Formal (umur 11-16 tahun)
Dalam fase terakhir ini pengalaman kognitif anak telah kaya dengan pengalaman baik itu yang bersifat kongkrit maupun abstrak. Berfikir secara rasional semakin tampak dengan memberanikan diri memilah mana yang logis mana yang imajinatif dan abstrak. Perkembangan fase ini bukan hanya dibimbing dan dikembangkan, tetapi harus lebih banyak mendapat perhatian tentang kendali tindakan anak, karena fase ini beriringan dengan fase pubertas pada aspek emosional anak
Psikologi Belajar
Psikologi belajar adalah ilmu pengetahuan yang berusaha mempelajari, menganalisis prinsip-prinsip perilaku manusia dalam proses belajar dan pembelajaran.Dalam perkembangan nya terdapat banyak teori belajar yang disusun oleh para ahli psikologi. Berikut empat teori belajar yang paling umum dijumpai:
1. Teori Belajar Behaviorism
Behavioristik dengan tokoh pendukungnya seperti B.F. Skinner (1904), Ivan Pavlov (1849-1936), E.L. Thorndike (1874-1949), dan J.B. Watson (1878-1958), memandang belajar adalah perubahan tingkah laku, dalam cara seseorang berbuat pada situasi tertentu. Tingkah laku yang dimaksud disini adalah tingkah laku yang dapat diamati. Teori belajar behavior menekankan pada perubahan perilaku peserta didik, menjadi fokus utama dari penerapan teori ini.Â
2. Teori Belajar Kognitivism
Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajarnya. Ilmuan penganut aliran kognitif mengatakan bahwa belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon, tetapi lebih dari itu belajar dengan teori kognitif melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks
3. Teori Belajar Konstruktivism
Pendekatan ini lebih mengutamakan proses belajar untuk menghubungkan pengetahuan baru dengan struktur kognitif yang telah ada atau telah dibangun sebelumnya kemudian dilakukan penyesuaian dari apa yang didapatkan. Paradigma bagaimana peran aktif peserta didik dalam membangun pengetahuannya sendiri.
4. Teori Belajar Humanistik
Menurut teori humanistik, belajar menekankan isi dan proses yang berorientasi pada peserta didik sebagai subjek belajar. Teori ini bertujuan memanusiakan manusia sehingga ia mampu mengaktualisasikan diri dalam hidup dan penghidupannya. Dengan sifatnya yang deskriptif, yang memberi arah proses belajar.
5. Teori Belajar Connectivism
Teori belajar konektivisme, peserta didik dipandang sebagai simpul dalam jaringan. Simpul merujuk pada objek apa pun yang    dapat dihubungkan ke objek lain, misalnya dihubungkan dengan buku, halaman web, orang lain, dsb. Konektivisme didasarkan pada teori bahwa kita belajar ketika kita membuat koneksi, atau tautan, antara berbagai simpul informasi, dan kita terus membuat dan memelihara koneksi untuk membentuk sebuah pengetahuan
D. PEDAGOGI
Prinsip dasar psikologi dan pedagogis dalam teknologi pendidikan saling berikatan. Penerapannya di dunia teknologi pendidikan, memiliki peran membantu para teknolog pendidikan dalam menganalisis kebutuhan peserta didik baik secara fisik dan mental.
Menurut UU No. 14 Tahun 2005 Pasal 10, pedagogi merupakan sebuah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik. Pedagogi juga disebut dengan keterampilan yang harus dimiliki oleh setiap pengajar.
Kemajuan teknologi telah mampu menggeser peran guru yang dulu sebagai satu-satunya pusat informasi, saat ini berperan sebagai motivator dan fasilitator dapat memberikan layanan kepada peserta didik secara individual. Mengingat kondisi peserta didik yang heterogen memiliki kebutuhan proses belajar yang berbeda-beda, yang dikenal dengan istilah differensiasi pembelajaran. Hal ini dapat memberikan kesempatan pada peserta didik untuk berkembang sesuai dengan kemampuannya dan passion-nya. (dewi)
Daftar Pustaka:
Mauly Syifa Devita, Landasan Filosofi Teknologi Pendidikan, http://eprints.umsida.ac.id/3917/1/artikel_TP_%28_Maully%29%5B1%5D.pdf
Prof.Dr.Atwi Suparman, M.Sc. Konsep Dasar Teknologi Pendidikan  https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/TPEN4311-M1.pdf
Prof Nursalim dkk, 2024. Filsafat Ilmu Memahami Hakikat Ilmu Pengetahuan dan Metode Ilmiah. Nganjuk: Dewa Publising
Pidarta Made, 2007. Landasan Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Dimas Suharto. Peran Psikologi Pendidikan dalam Teknologi Pendidikan. Volume 1, Issue 1(2023), pp. 16-23 |, e-ISSN: 2686-0112 https://journal.uns.ac.id/ijolii
Dr. Adawiyah Petalogi, M.Pd. Sosiologi Pendidikan.2023. Indramayu: Penerbit Adab
Titis Muthiana Thaqwim. 2023. ANTROPOLOGI PENDIDIKAN DAN MENGAPLIKASIKAN DALAM PEMBANGUNAN INDONESIA. file:///C:/Users/ASUS/Downloads/Titis%20Muthiana%20Taqwim.pdf. Diakses pada tanggal 2 Oktober 2024
Yudha Arya Pradana. 2022. Pendekatan Kontruktivisme dalam Pembelajaran Modern. https://www-wgu-edu.translate.goog/blog/connectivism-learning-theory2105.html?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=sge#:~:text=Apa%20itu%20Node%20dan%20Link,memelihara%20koneksi%20untuk%20membentuk%20pengetahuan. Diakses tanggal 6 Oktober 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H