Matius 8:5-13 Â "Yesus Menyembuhkan Hamba Seorang Perwira di Kapernaum"
Selamat Hari Minggu saudara-saudariku yang terkasih,
Bulan Mei lalu ada film yang cukup terkenal di bioskop berjudul John Wick. Aktornya juga pernah membintangi film Speed dan Matrix yang sering muncul di televisi. Namanya Keanu Reeves, seorang yang terkenal bersahaja dan rendah hati. Dia sering terlihat hanya mengenakan baju yang biasa-biasa saja, makan sendirian di taman tanpa bodyguard dan sering menggunakan transportasi umum.Â
Saya pernah melihat videonya di Facebook, ketika dia berada dalam suatu kereta dan ada seorang wanita baru saja masuk sambil membawa tas besar. Keanu segera mempersilakan wanita itu untuk duduk di tempatnya. Walau dia populer, namun tidak membuatnya kehilangan rasa peduli pada orang lain.
Ketika masih kecil, di sekolah Minggu saya pernah diajarkan tentang kisah Santa Teresa dari Avila. Teresa berasal dari keluarga kaya yang sejak kecil memiliki minat membaca kisah santo santa. Â Seiring berjalannya waktu, ia sempat merasa jauh dari Tuhan.
Namun sejak ibunya meninggal dan ia juga sakit-sakitan, maka dia memutuskan untuk masuk biara. Bahkan dia sendiri akhirnya mendirikan biara yang menekankan hidup miskin dan kerendahan hati. Motonya yang terkenal dan menginspirasi yaitu solo dios basta yang berarti Tuhan saja cukup.
Dalam Alkitab sendiri, ada tokoh bernama Ayub yang memiliki banyak keturunan dan kekayaan. Ia kemudian dicobai iblis dengan persetujuan dari Tuhan.Â
Anak-anaknya mati dan harta bendanya musnah. Bahkan dia menderita penyakit sehingga banyak yang menjauhinya. Dengan penuh iman, dia berkata bahwa 'Apa kita mau menerima yang baik tapi tidak mau menerima hal buruk dari Tuhan?' dan juga kata-katanya yang lain 'Tuhan sanggup melakukan sesuatu dan tidak ada rencana-Nya yang gagal'.Â
Pada akhirnya Tuhan memulihkannya kembali dan memberinya dua kali lipat dari kepunyaannya dahulu. Ia diberkati dengan umur yang panjang.
Dalam bacaan Injil hari ini terdapat dua poin penting. Yang pertama, sikap kerendahan hati seorang perwira. Ia mendatangi Yesus untuk meminta kesembuhan akan hambanya. Dia datang bukan untuk dirinya sendiri, mengesampingkan status sosialnya dan mendatangi Yesus yang dimata orang lain "hanyalah" pewarta jalanan.
Yang kedua, iman yang begitu besar akan kuasa Tuhan. Sang perwira tidak meminta Yesus pergi ke rumahnya dan menumpangkan tangan pada hambanya. Pada umumnya jika sakit, kita pasti membutuhkan dokter langsung memeriksa kita.Â
Atau setidaknya meminta resep obat untuk diminum. Sang perwira merasa tidak layak dan memposisikan dirinya sebagai bawahan. Sama halnya dengan dirinya yang bisa memberi perintah pada bawahannya dan segera dilakukan, maka begitupun yang ia yakini, bahwa Tuhan sendiri mampu melakukan segalanya hanya dengan sabda yang Ia berikan. Hambanya seketika sembuh. Imannya mampu menyelamatkan hambanya.
Dalam hidup kita kadang terlena akan harta duniawi yang membuat kita jauh dari Tuhan. Sikap kerendahan hati mampu melahirkan iman yang besar, bahwa Tuhanlah yang punya segala kuasa dalam hidup.Â
Sehingga apapun yang terjadi, Tuhan menemani dan selalu membantu kita. Seperti yang selalu kita ucapkan sebelum menerima Hosti Kudus, mengutip kata-kata sang perwira: "Tuhan saya tidak pantas, Tuhan datang kepada saya, tapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh". Iman ini mampu membersihkan hati kita untuk menyambut Ekaristi.Â
Bahkan dalam pergumulan hidup sehari-hari, ingatlah akan kata-kata tadi dan juga pernyataan Maria : "Terjadilah padaku menurut kehendak-Mu".Â
Semoga demikian. AMIN.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H