Yang kedua, iman yang begitu besar akan kuasa Tuhan. Sang perwira tidak meminta Yesus pergi ke rumahnya dan menumpangkan tangan pada hambanya. Pada umumnya jika sakit, kita pasti membutuhkan dokter langsung memeriksa kita.Â
Atau setidaknya meminta resep obat untuk diminum. Sang perwira merasa tidak layak dan memposisikan dirinya sebagai bawahan. Sama halnya dengan dirinya yang bisa memberi perintah pada bawahannya dan segera dilakukan, maka begitupun yang ia yakini, bahwa Tuhan sendiri mampu melakukan segalanya hanya dengan sabda yang Ia berikan. Hambanya seketika sembuh. Imannya mampu menyelamatkan hambanya.
Dalam hidup kita kadang terlena akan harta duniawi yang membuat kita jauh dari Tuhan. Sikap kerendahan hati mampu melahirkan iman yang besar, bahwa Tuhanlah yang punya segala kuasa dalam hidup.Â
Sehingga apapun yang terjadi, Tuhan menemani dan selalu membantu kita. Seperti yang selalu kita ucapkan sebelum menerima Hosti Kudus, mengutip kata-kata sang perwira: "Tuhan saya tidak pantas, Tuhan datang kepada saya, tapi bersabdalah saja maka saya akan sembuh". Iman ini mampu membersihkan hati kita untuk menyambut Ekaristi.Â
Bahkan dalam pergumulan hidup sehari-hari, ingatlah akan kata-kata tadi dan juga pernyataan Maria : "Terjadilah padaku menurut kehendak-Mu".Â
Semoga demikian. AMIN.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H