"Kamu itu ya, Gus. Kalau ngomong jangan kasar. Mentang-mentang "chieft" Koas..."Kata Ibunya Lastri Namami, koas cewek yang selalu mengadu ke ibunya kalau ada masalah di pendidikan magang dokter mudanya.
Agus Nodefense, yang bertubuh tinggi besar, yang saat itu sedang menjadi kepala grup koas di rotasi anak berusaha diingatkan oleh ibu temannya itu via telpon, karena si Lastri selalu mengeluh dibuat jadwal jaga tidak adil terutama di libur panjang tahun ini. Padahal si gadis cantik ada rencana buat liburan panjang "healing-healing" di cuti bersama ini ke beberapa tempat wisata yang ada di "check list" dia.
"Tidak bisa, Tante. Kami sudah tiga kali mengganti jadwal jaga menuruti keinginan dia. Yang 19 teman lain tidak masalah, kok. Hanya dia yang tidak mau ikut jadwal, masakan orang 19 kalah sama 1 orang?"Kata Agus menjelaskan.
"Oke, begini saja, kamu ada di mana, kita ketemu ya di cafe di jalan Sini Sana, kita bicarakan disana." Mimi ibunya Lastri Namami pun memberi "share Loc" cafe yang dimaksud, karena kebetulan itu jam 3 sore dan semua koas yang tidak jaga bisa pulang.
Beberapa teman Agus Nodefense mengingatkan dia untuk jangan menemui si ibu karena memang sudah sering mencampuri urusan pendidikan si Lastri sejak SMA, tetapi si Agus malah tidak peduli, dia tidak takut karena merasa benar dan sudah adil.
Tanpa Agus tahu itu cafe sudah di-"booking" ibunya Lastri supaya jangan ada orang masuk selama 2 jam, "CCTV"-nya diminta dimatikan dan walaupun Agus datang membawa dua teman perempuannya untuk jaga-jaga tetap saja pertengkaran itu terjadi dan mamanya Lastri yang membawa dua orang pegawai di perusahaan kerupuk-kemplangnya marah dan tersinggung dengan argumentasi Agus dan entah siapa yang memulai perkelahian itu terjadi, dua karyawan si mama mengeroyok Agus dan sialnya salah satu teman wanita Agus malah memeluknya biar jangan membalas yang membuat dia babak belur, padahal kalau tangannya tidak dipeluk erat si teman, mungkin saja si Agus bisa membalas atau menangkis. Ini teman cewek kesannya malah membantu Agus digebukin.
Saat peristiwa itu terjadi, si Lastri memang sedang menonton konser penyanyi idolanya Mahamihi serta grup musik galau "Jus Jeruk Purut" yang sedang naik daun. Dia sih hanya minta ke mamanya "memberi pelajaran" kepada Agus, supaya jangan terlalu arogan kepadanya dan tidak terbayang si teman sejawatnya itu sampai patah dua gigi dan retak satu iga di kiri.
Dan seperti biasa kalau ada hal-hal buruk di dunia kedokteran, maka kasusnya dalam dua hari menjadi viral, netizen dengan semboyan "maha benar dan maha mengetahui serta maha menghakimi" lansung menyudutkan pihak pelaku dan membela pihak korban, bahkan ayah Lastri yang baru saja menjadi pejabat di sebuah perusahaan plat merah, langsung diperiksa kekayaannya oleh pihak berwenang karena ada peningkatan kekayaan 4 milyar dalam 3 tahun yang dianggap tidak wajar mengingat gajinya dalam kurun waktu yang sama tidak sampai 1 milyar.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati dan malah segala cara mengemis meminta maaf, Lastri dan mamanya, papanya, kedua karyawan yang mengeroyoknya dapat dipertemukan dengan keluarga Agus Nodefense dimediasi pengacara, pihak kampus, pemuka agama, pejabat daerah yang merupakan keluarga dari pihak keduanya, karena ternyata diusut-usut mereka masih saudara jauh dari si pejabat. Dan di pertemuan yang berlangsung dua bulan setelah kejadian pemukulan itulah, si pejabat yang bijaksana menemukan ide yang "nyeleneh" tapi mengena, begini usulnya, "daripada masih ada dendam atau ada ganjalan di hati atau ada masalah lanjutan di lain hari, bagaimana Agus dan Lastri kita nikahkan saja?"
Semua terkejut dengan usul "gila" itu tetapi entah mengapa, Lastri yang sudah sangat hancur hatinya spontan menjawab bersedia. Lalu 5 menit kemudian, semua mata tertuju ke Agus Nodefense yang sebenarnya sudah kesal dengan teman wanita terdekatnya yang saat dia digebuki malah memeluk tangannya sehingga tidak bisa menangkis dan melawan serangan lawan pun menjadi bingung.
Tetapi 5 menit kemudia dia menjawab, " saya mau..."
Dan pesta pernikahan itupun terjadi, cukup meriah, dihadiri 5000 orang dengan mengundang artis ibukota kesukaan Lastri, Mahamihi dan pesulap terkenal kesukaan Agus yaitu om Dedy Kobokan. Kemeriahan pesta dan pemberitaan media tentang kisah "happy ending" dari kasus penganiayaan itu di satu sisi menjadi berita heboh baru yang menutupi kisah lalu dan kisa Agus-agus lain yang viral di negeri ini, di sisi lain membuat netizen yang maha tahu, maha menentukan dan maha menghakimi menjadi "kecele" dengan antiklimaksnya hujatan-hujatan mereka ke Lastri yang dinilai manja dan sebagian mem"bully" ke Agus yang saat dipukuli tidak melawan.
Setahun berlalu, Lastri pun menjalani hari-harinya dengan tetap di dunia medis, tetapi harus menjalaninya dengan sungguh-sungguh karena tidak mau lagi dicap "anak mami", ditambah lagi dia juga sudah mulai hamil lalu melahirkan bayinya yang kembar pula.
"Gus, kalau kita jaga di rumah sakit berdua. Siapa yang jaga anak-anak kita. Aku tetap harus jaga dengan benar, lho. Tidak boleh karena alasan anak menjadi tidak jaga." Kata Lastri.
"Ya, aku juga harus jaga, biar cepat jadi dokter lalu ambil spesialis. Masakan ngurusi anak?" Agus pun bingung, karena Lastri sudah selesai cuti melahirkan di rumah sakit dan harus kembali ikut aktifitas pendidikan dokter mudanya.
"Kita minta tolong mamaku saja, ya?" Tanya Lastri
"Ya, kayaknya harus begitu. Untuk sekali ini memang mama harus ikutan ngurusin jaga si "twins". Apa boleh buat." Jawab Agus.
Lalu suami istri yang masih sama-sama koas itupun menghadap mamanya Lastri dan mengutarakan persoalan mereka menjaga kedua anak kembarnya.
"Nah, kan, Gus. Apa mama bilang, ya. Kamu pasti membutuhkan saya saat mengatur jadwal jaga."Katanya
"Iya, ma. Akhirnya Agus mengerti bahwa cepat atau lambat mama tetap dibutuhkan saat jaga. Terima kasih , mama...."
Dan kasus perselisihan jadwal menjaga si kembar pun selesai.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H