Tetapi 5 menit kemudia dia menjawab, " saya mau..."
Dan pesta pernikahan itupun terjadi, cukup meriah, dihadiri 5000 orang dengan mengundang artis ibukota kesukaan Lastri, Mahamihi dan pesulap terkenal kesukaan Agus yaitu om Dedy Kobokan. Kemeriahan pesta dan pemberitaan media tentang kisah "happy ending" dari kasus penganiayaan itu di satu sisi menjadi berita heboh baru yang menutupi kisah lalu dan kisa Agus-agus lain yang viral di negeri ini, di sisi lain membuat netizen yang maha tahu, maha menentukan dan maha menghakimi menjadi "kecele" dengan antiklimaksnya hujatan-hujatan mereka ke Lastri yang dinilai manja dan sebagian mem"bully" ke Agus yang saat dipukuli tidak melawan.
Setahun berlalu, Lastri pun menjalani hari-harinya dengan tetap di dunia medis, tetapi harus menjalaninya dengan sungguh-sungguh karena tidak mau lagi dicap "anak mami", ditambah lagi dia juga sudah mulai hamil lalu melahirkan bayinya yang kembar pula.
"Gus, kalau kita jaga di rumah sakit berdua. Siapa yang jaga anak-anak kita. Aku tetap harus jaga dengan benar, lho. Tidak boleh karena alasan anak menjadi tidak jaga." Kata Lastri.
"Ya, aku juga harus jaga, biar cepat jadi dokter lalu ambil spesialis. Masakan ngurusi anak?" Agus pun bingung, karena Lastri sudah selesai cuti melahirkan di rumah sakit dan harus kembali ikut aktifitas pendidikan dokter mudanya.
"Kita minta tolong mamaku saja, ya?" Tanya Lastri
"Ya, kayaknya harus begitu. Untuk sekali ini memang mama harus ikutan ngurusin jaga si "twins". Apa boleh buat." Jawab Agus.
Lalu suami istri yang masih sama-sama koas itupun menghadap mamanya Lastri dan mengutarakan persoalan mereka menjaga kedua anak kembarnya.
"Nah, kan, Gus. Apa mama bilang, ya. Kamu pasti membutuhkan saya saat mengatur jadwal jaga."Katanya
"Iya, ma. Akhirnya Agus mengerti bahwa cepat atau lambat mama tetap dibutuhkan saat jaga. Terima kasih , mama...."
Dan kasus perselisihan jadwal menjaga si kembar pun selesai.