Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mengapa Aku Harus Jatuh Cinta Padamu di Saat Pandemi Melanda?

21 Mei 2020   00:20 Diperbarui: 21 Mei 2020   14:44 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kau yakin ini cinta? Bukan hanya sentimentil sesaat karena bosan dua bulan "stay at home"?" Tanya Bimbi si cantik yang bekerja sebagai protokoler di kota Madya, lewat "WA massenger" pada pria yang dua bulan ini pendekatan padanya.

Di masa pandemi pun dia tetap harus mengurusi boss-nya pemimpin kota melakukan rapat mengatur kebijakan, mengontrol keramaian dan melakukan konferensi pers ke media "mainstream" maupun media sosial.

Wajah Bimbi yang terawat dan bening tiap haripun tertangkap kamera membuat Boboy, teman kecilnya yang tinggal di Pulau Jawa terpesona. Dia yang terkenal "player" suka tebar pesona karena punya "band indie" yang lagu-lagunya sudah jutaan "view" di youtube, akhirnya sering berkirim pesan "whatsapp" ke sang dewi pujaan yang kebetulan sudah 2 tahun ini kerja di protokoler, bahkan gosipnya si cantik terlalu dekat dengan "boss"-nya, bahkan kalau kunjungan kerja ke luar kota kamarnya pasti bersebelahan. Ini memang prosedur memudahkan koordinasi, tetapi antar pegawai yang otaknya "ngeres" memang suka membuat kisah fantasi karena tubuh proporsional Bimbi memang mengundang imajinasi.

Boboy tidak perduli gosip dan isu yang konon kabarnya itu, toh dia juga sering diisukan sekamar dengan "Female DJ", "Male DJ" ataupun "Ampun DJ" yang malah diumbar oleh mereka-mereka sendiri tanpa rasa malu dengan berbagai bumbu cerita syur yang tentu saja disanggah oleh Boboy. Sebenarnya penggemar Boboy bukan kalangan yang alim-alim amat dan sudah maklum kalau dia "bad boy", bahkan adanya ribut-ribut di medsos yang mengaku pernah macam-macam sama Boboy sudah dianggap bagian dari "endorse" menaikkan popularitas saja yang ujung-ujungnya menambah "followers".

Namun sekali ini dia benar-benar inginkan Bimbi dan mulailah dia merayu tiap hari dari rumah karena untuk terbang ke kota Madya dia takut terkena wabah dan belum tentu juga dapat ijin berdekatan dengan protokoler kesayangan Boss kota Madya kalau sampai disana. Dia harus terbukti bebas covid 2 kali pemeriksaan dalam kelang 10 hari dan harus diwawancara dulu 3-4 jam untuk tahu apakah dia "mata-mata" oposisi si "Boss" atau tidak.

'Umur kita tidak muda lagi, Bi. Aku sudah 29 dan kau 30 tahun. Aku sudah punya lagu dan band yang cukup menghasilkan. "Followers Channel Youtube" kami sudah 6 jutaan, aku yakin bisa kasih kamu makan. Kalau seorang lelaki sudah berani mengajakmu menikah, apakah itu bukan karena cinta?"Tanya sang biduan dengan suara nelangsa lewat "video call". Ya, ada kemajuan, bulan Mei ini si cantik mau melayani tayang langsung.

"Saya tidak butuh cinta, Boboy sayangku. Saya juga tidak hanya butuh makan. Kamu pikir biaya perawatan muka dan tubuhku satu minggu berapa? Belum lagi pakaian, sepatu, cincin, kalung, pakaian dalam? Seniman seperti kamu tidak stabil penghasilannya. Bisa buat berpuluh lagu bagus sebulan lalu tidak buat lagu lagi beberapa tahun karena mabuk ketenaran, mabuk alkohol dan narkoba..." Balas si Jelita. Dia tahu Boboy pernah memakai narkoba walau sebatas merokok ganja. Boboy anehnya tidak pernah tertangkap, padahal peramal indigo yang meramalkan banyak artis tertangkap narkoba tahun ini adalah teman baiknya dan sudah keduluan ketangkap.

"Jadi, apa yang harus saya lakukan untuk membuktikan kesungguhanku mau menikahimu?"Tanya Boboy dengan tegas.

"Wanita diuji kekuatannya saat tidak punya uang tetapi lelaki diuji kegigihannya saat banyak uang. Kalau aku jadi istrimu, semua pemasukan dan tabunganmu, royaltimu dan asetmu aku yang urus, tidak ada rahasia-rahasiaan. Kalau kamu perlu uang untuk transport, makan siang atau snack,  pakai kartu kredit yang aku awasi penggunaannya. Kalau kau macam-macam denganku, kita cerai dan semua asetmu atas namaku. Itu mungkin bukan cinta tetapi itu perjanjian pra nikah."Tegas Bimbi.

"Hanya itu?" Tanya Boboy agak bingung dan terkejut tetapi juga makin penasaran.

"Ada syarat lain. Tes HIV, hepatitis B,C, sifilis, tes narkobamu harus negatif dua bulan dan dua hari sebelum menikah dan sesudah menikahpun harus diperiksa dua bulan sekali. Kalau positif salah satunya , kita bubar. Kita tidak punya anak dulu setahun sesudah menikah, aku harus yakin kesehatanmu dahulu sebelum hamil." Percakapannya selesai dengan kata-kata penutup yang menyayat hati.

"Take it or leave it"

Bimbi bukan si cantik sombong yang jual mahal padahal usianya sudah 30 tahun. Baginya tidak menikah bukanlah aib, dia harus menikah dengan jodoh yang sepadan dengan dia dan pernikahan bukanlah bentuk penghancuran atau peleburan diri dengan seorang pecundang atau seorang pengecut.

Dia besar di keluarga "broken home" dimana ibunya istri pertama yang diceraikan ayahnya saat sang ayah usahanya mulai maju dan punya banyak uang untuk mencari wanita lebih cantik lagi. Mereka masih diberikan uang tunjangan di beberapa tahun pertama sampai akhirnya saat kuliah dia harus mencari uang sendiri dari menyanyi di "cafe" karena ayahnya lupa memberi uang lagi. Tidak ada resmi kata cerai ke ibunya, memang, tetapi kalau sudah belasan tahun tidak dinafkahi, apa lagi namanya?

Untung ibunya bisa menjahit dan memasak. Bimbi ikut membantu berjualan dan menggunting kain atau menjahit manik-manik di kebaya sejak kelas 4 SD sampai SMA dan dengan itulah dia dan 2 adik-adiknya dapat tetap bersekolah.

Pengalaman punya bapak tidak bertanggung jawab saat punya uang itulah yang membuat Bimbi tidak peduli cinta, selagi sang lelaki masih tidak mau jujur dan tidak rela menyerahkan penghasilannya kepada wanita yang dipujanya, berarti si lelaki ada rencana untuk yang lain entah wanita lain, narkoba lain, judian lain atau kegilaan lainnya.

"Boleh aku pikirkan itu dua bulan ini, Bimbi?"Tanya Boboy agak pelan, tiba-tiba dia mual dengan syarat yang seolah-olah pukulan monster hijau Hulk menghunjam ke ulu hatinya.

"Kelamaan, jawab dalam dua minggu."Tegas Bimbi.

"Kenapa tidak boleh dua bulan lagi?"

"Dua bulan lagi wabah covid ini mungkin berakhir dan kamu sudah dapat melakukan "show" ke luar kota atau ke panggung-panggung pertunjukan di kota-kota Jawa, mungkin kau akan jatuh cinta lagi dengan wanita cantik disana yang mendapatkannya kamu dapatkan dengan syarat lebih murah atau dengan tanpa syarat mau kau bawa kemana-mana..."Bimbi tersenyum, Boboy mau menangis dan pembicaraan berakhir.

Sang biduan pujaan pun kena batunya, karena dia jatuh cinta kepada bidadari yang tidak percaya dengan cinta, si cantik hanya percaya penyerahan diri total sang lelaki kepada wanitanya dengan atau tanpa wabah.

Sumber dokumentasi KOMPAL
Sumber dokumentasi KOMPAL

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun