Raja Bukbangkalan dan Togog (dok. Pri.)
Memang kalau mau diringkas sebenarnya dua plot dengan durasi 2 jam dapat saja diujicobakan untuk pementasan eksperimental di lain waktu dengan ijin penyesuaian dari sutradara, kalau pemain-pemainnya masih "belajar", namun karena pemain Teater Koma sudah tahan banting 42 tahun maka gerak tutur dan lagu mereka terasa sangat gurih sampai tetes terakhir untuk pencinta teater. Tetapi yang tidak mengerti teater dan lebih suka drama Korea, ya nonton televisi sajalah, ya...
Betara Wisnu dan Betara Kala (dok. Pri.)
Itulah gambaran dan apresiasi saya untuk produksi kali ini di hari kedua, masih 9 hari lagi kesempatan untuk menonton di TIM dengan harga tiket bervariasi dan sepertinya untuk "weekend" sudah ludes. Tetapi hari minggu pementasannya siang ya, pukul 13.00. Jangan salah jam.
Dewi Sekar dan Dewi Srinanti (dok. Pri.)
goro-rakyat-melapor-5d3bc0550d82303be74299c2.png
Yang bikin terharu adalah pesan Semar pada Togog, bahwa walaupun kita tahu, Tuhanpun tahu politikus-politikus jahat itu akan tetap jahat sampai mati, tetapi tugas punakawan-punakawan di sekitarnya tetap teguh menasehati, karena itu amanat Hyang Tunggal, jangan berpaling, soal nasehat itu diterima atau malah dicaci-maki itu sudah resiko dan biarlah balasannya ditentukan Yang Diatas.
sumber: dokumentasi Kompal
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Sosbud Selengkapnya