"Kalau mau, kita nonton film "Keluarga Cemara"(KC) ramai-ramai hari Sabtu siang.."Ajakan saya pada komunitas Kompasianer Palembang (Kompal) yang setiap awal tahun selalu berkumpul merapatkan barisan mau ngapain saja setahun ke depan.
Rencananya sih tahun 2019 ini harus lebih aktif melaporkan kegiatan komunitas di Kompasiana, supaya semua Kompasianer tahu di Palembang juga ada aktifitas yang bermanfaat, walau tidak heboh-heboh amat.
Ada belasan yang berminat dan kamipun berkumpul di bioskop baru dalam kompleks pertokoan lama di Palembang yang beralamat di jalan R. Sukamto sore tadi. Sebagian besar pernah menonton serial KC waktu kecil, tetapi ada yang belum kenal sama sekali karena tahun 90-an belum lahir, namun karena film ini di beberapa "review" dapat rating diatas 8, Â maka tidak ada salahnya memilih ini dibandingkan film horor.
Merekapun harus pindah ke pedesaan di dekat Bogor dan disana rumah peninggalan Aki, ayahnya Abah sudah sangat tua. Berinteraksilah mereka dengan penduduk setempat dan anak-anak pindah sekolah "kampung" disana. Tokoh yang mengundang tawa dibawakan oleh Asri Welas, sebagai pemberi kredit di kampung ini namanya Ceu Salma.
Sangat kontradiktifnya kehidupan di jakarta dan kampung itu, ternyata kedua anak Abah merasa mereka lebih dekat, karena ayahnya lebih sering bertemu dibandingkan saat dahulu berkecukupan.
Sutradara Yandi Laurens yang bersama Ginatri S. Noer membuat naskah ceritanya juga, mampu membuat banyak pesan-pesan yang mengena di hati, misalnya saat Euis merampas sertifikat tanah rumah Aki yang mau dijual Abah ke orang Prancis bernama Luc, Abah berkata, "Kita boleh miskin, kita boleh bangkrut, tetapi kita jangan sampai menjadi orang yang tidak sopan..."
Adegan cantik lainnya, ketika Emak menangis mengabarkan ke Abah dan anak-anaknya kalau dia hamil lagi, padahal keadaan mereka sedang sulit-sulitnya, dimana Abah baru kecelakaan jatuh saat kerja dan kakinya patah. Ara malah bilang itu doa dia saat ulang tahun, pengen punya adik.
Mungkin 5 atau 10 tahun lagi akan terlihat hasilnya, sekarang, sih, bak orang yang baru jadian, kita hanya dapat berkata, "Jalani dulu aja, ya....."