Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Orang Dewasa Juga Perlu Imunisasi Difteri Tiap 10 Tahun Sekali

28 Januari 2018   22:38 Diperbarui: 29 Januari 2018   00:09 1107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta penyuluhan (dok.pri)

"Itu, tuh, tanya dokter Posma ya kalau soal vaksinasi difteri dewasa, tetapi menurut kepustakaan harus diulang 10 tahun sekali, karena terjadi penurunan kekebalan terhadap difteri setiap 10 tahun..."Kata dokter Salma Kamaruddin Spesialis Anak, MKes, dokter anak tetap di rumah sakit kami di "Seminar Awam Deteksi DIni dan Pencegahan Penyakit Difteri".

Penyuluhan ini dilakukan dengan mengundang tokoh masyarakat dan ibu-ibu PKK di sekitar rumah sakit kami dan pasien-pasien yang sedang menunggui keluarganya yang sakit, sekaligus untuk mengkampanyekan ORI (outbreak response immunization) untuk anak-anak usia sebelum 19 tahun.

Peserta penyuluhan (dok.pri)
Peserta penyuluhan (dok.pri)
Pemerintah Kotamadya Palembang mencanangkan ORI di tiga periode, sepanjang Januari, lalu Pebruari dan terakhir bulan Juli 2018, untuk yang dibawah 19 tahun disiapkan gratis, namun untuk  orang dewasa, vaksin disarankan tetapi tidak disiapkan gratis alias biaya sendiri. Sekarang di Rumah Sakit kami sudah ada persediaan untuk vaksinasi dewasa yang "generik", kalau sebelumnya vaksin ini seperti hilang.

Yang perlu dipahami, bahwa pentingnya imunisasi pada anak atau dewasa adalah untuk mengurangi semacam ruang gerak bakteri Corynebacterium diphtheriae di sebuah komunitas, karena bakteri ini bisa hidup di tenggorokan orang dewasa tanpa menimbulkan gejala (carrier).Berbeda dengan penyakitnya yang sangat menghawatirkan ada demam tinggi, sesak, bengkak di kelenjar leher, ada selaput-selaput yang kotor menutupi tenggorokan dan dapat terjadi gangguan irama jantung, maka para pembawa penyakit tanpa gejala ini dapat menularkan ke semua orang sekitarnya yang lemah dan tanpa kekebalan dengan cepat.

Beda imunisasi dan antitoksin yang sudah jadi adalah, kalau imunisasi adalah pemberian toksin difteri yang dilemahkan untuk memancing kekebalan tubuh sendiri dan butuh waktu (pada anak-anak diberikan 5 kali), sementara anti toksin yang harganya 4 juta 1 vial itu diberikan saat sudah sakit dan langsung jadi, langsung bekerja menetralisir racun. Mengapa mahal? Karena antitoksin dibiakkan dari tubuh kuda yang disuntik toksin difteri dan dia membuat antinya, lalu darah si kuda disaring dan diambil serumnya.

Maka, untuk berjaga-jaga, baik anak-anak sebaiknya disuntik ulang januari, pebruari dan juli tahun ini (3x) sementara bapak ibu, paman, tante, kakek dan neneknya disuntik cukup 1 x tiap 10 tahun (ini bayar sendiri).

dari FB Kompal
dari FB Kompal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun