1. Mendata semua tempat tidur atau ruangan lain yang memungkinkan perawatan sementara pasien gawat darurat. Misalnya, rumah sakit hanya memiliki 100 tempat tidur, tetapi ada 20 tempat tidur cadangan yang biasa dipakai untuk memindahkan pasien, operasi dan lain-lain. Maka ke 20 tempat tidur tadi saat KLB seharusnya dapat dipakai untuk mengocorkan infus.
2. Mendata ruangan mana yang dicadangkan untuk merawat. Saat KLB, lorong-lorong rumah sakit, tempat pertemuan bahkan gudang pun bila perlu dipakai untuk merawat.
3. Ketenagaan. Normalnya ada 20 perawat 25 perawat dan 1 dokter jaga IGD serta 1 dokter jaga bangsal di satu shift jaga.Harus dipanggil tenaga bantuan dari rumahnya kalau terjadi KLB, sehingga dapat saja ada 10 perawat lagi dan 5-7 dokter lagi membantu saat ada kejadian seperti ini.
4. Tahu batasan. Ada kalanya, karena misalnya rumah sakit kami sangat disukai oleh masyarakat, jadi semua orang demam berdarah mau dirawat di rumah sakit kami, maka harus ada keputusan berapa banyakkah kemampuan rumah sakit mengatasi KLB. Misalnya sudah 10 pasien tambahan  dirawat, batas kemampuan rumah sakit hanya itu, maka pasien yang ke 11 harus dirujuk, alasannya kalau dipaksakan, maka membahayakan keselamatan si pasien dan petugas rumah sakit (kalau kelelahan dan menjadi tidak konsentrasi dalam bekerja, dapat mencelakai pasien atau dirinya sendiri).
Demikianlah gambaran situasi KLB demam berdarah, biasanya 3 bulan ke depan sedang banyak banyaknya. Semoga semua rumah sakit siap mengatasinya, sehingga kematian akibat demam berdarah yang di kisaran 1-2% dapat ditekan sekecil mungkin.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H