Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Gagal Kerja Karena "Flek" dan Kawat di Tulang Dada

4 Oktober 2017   23:39 Diperbarui: 5 Oktober 2017   20:05 5721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kawat di tulang dada (dokumentasi pribadi)

"Dok, saya mau konfirmasi apakah terinfeksi TBC (tuberkulosis)," ujar seorang pemuda pertengahan 20-an yang baru melamar kerja di sebuah perusahaan terkemuka dan gagal di tes kesehatan. 

Perusahaan tersebut menjelaskan bahwa pemeriksaan ronsen dadanya ada dugaan TBC ringan di paru-paru kanan dan ada kawat pengait di tulang sternum di tengah dada. 

"Kita ronsen ulang, ya. Saya tidak boleh buat penatalaksanaan hanya berdasarkan tulisan di kertas, melainkan harus lihat sendiri (hasil) ronsennya. "Kebetulan secara fisik, ronsennya tidak dikirim ke si calon karyawan, hanya kesimpulan radiologisnya dan pada pemeriksaan fisik, saya temui suara-suara di paru-parunya relatif normal. 

"Tidak bahaya, Dok, dironsen berulang kali dalam beberapa minggu?" tanyanya agak sungkan.

"Kalau diperlukan, tidak masalah, karena dosis radiasinya untuk paru-paru relatif rendah. Kalau tidak ada analisa ronsen terbaru, saya tidak bersedia memberi pengobatan," jawab saya. 

Akhirnya dengan berat hati si pasien bersedia dironsen dan tampaklah ada sedikit flek di paru-paru kanan dan kawat dua di tengah dada. 

Si pasien mengaku saat remaja ada tumor jinak kelenjar thymus di tengah dadanya dan dioperasi. Karena di tengah dada, maka tulang sternumnya pun dibelah dan sesudah tumor jinak diambil tulang sternum disatukan lagi dengan kawat seperti di atas. 

Mungkin, dokter pemeriksa calon karyawan di perusahaan itu menganggap TBC dan kawat ini berpotensi membuat si pelamar akan sering sakit, menularkan dan menjadi beban kesehatan perusahaan di masa mendatang, jadi direkomendasikan tidak diterima.

"Saya kasih antibiotik yang spektrum luas dua minggu, sesudah itu dironsen ulang," kata saya, dan dia bersedia. 

Biasanya kalau bukan TBC, sesudah diobati maka flek tadi hilang. Tetapi kalau ada penyakitnya, maka gambaran tersebut akan menetap.

Kasus ini unik karena menyangkut penerimaan kerja, pemahaman tentang TBC yang kurang baik, serta adanya kawat bekas operasi.

Pemberian antibiotik, antibatuk dan obat pendukung lainnya mungkin dapat membuat ronsennya bersih lagi. Tetapi ada kawat penyambung tulang yang membuangnya harus ke kamar operasi dulu.

Saran saya, kalau mau melamar kerja di perusahaan besar, cek kesehatan mandiri sebaiknya dilakukan, supaya jangan jadi penghalang diterima kerja.

Dari FB kompal
Dari FB kompal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun