Mohon tunggu...
Posma Siahaan
Posma Siahaan Mohon Tunggu... Dokter - Science and art

Bapaknya Matius Siahaan, Markus Siahaan dan Lukas Siahaan. Novel onlineku ada di https://posmasiahaan.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Kesan Rapat Umum Pemegang Saham di Pencoblosan Pilkada DKI 19 April 2017

16 April 2017   22:26 Diperbarui: 17 April 2017   07:00 759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila DKI Jakarta diibaratkan sebuah perusahaan besar dimana semua warga yang memiliki KTP dan berhak memilih dianggap pemegang saham, baik yang membayar pajak ataupun tidak, maka pencoblosan pilkada putaran pertama dan kedua nanti dapat dibayangkan seperti rapat umum pemegang saham (RUPS) 'Perseroan DKI Jakarta'. Salah satu tugas RUPS adalah memilih direktur utama (CEO) di 'perseroan' ini yang dinamakan gubernur dan wakil gubernur.

Kesan DKI seperti perusahaan besar juga terbukti dari pesaing di pilkada kali ini juga merupakan pengusaha-pengusaha yang sukses di bidangnya yang belakangan mulai tertarik ke politik. Ahok dengan perusahaan di Belitung pulau kelahirannya dan Sandiaga Uno di Jakarta.

Selain itu dana kampanye yang dikeluarkan oleh pasangan calon-pasangan calon ini membuat nuansa 'menanamkan saham' juga kental. Ada yang berani menanamkan saham puluhan milyar seorang diri dengan ikhlas dan ada yang mengajak warga pendukung sang 'CEO' pertahana bergotong royong membantu kampanye dengan janji akan meneruskan kinerja yang dianggap sudah baik.

Namun jika merujuk ke fungsi RUPS, maka salah satu kewenangannya adalah mempailitkan perusahaan, menggabungkan perusahaan, membubarkan perusahaan, memperpanjang masa kerja perusahaan, mengubah undang-undang perusahaan maka tanggal 19 April 2017 nanti warga Jakarta secara tidak langsung juga menentukan apakah ibu kota negara ini akan dibuat lebih maju ataukah kembali mundur. Apakah lelang jabatan, keterbukaan anggaran dan keterbukaan kebijakan yang bisa diakses oleh semua orang akan lebih ditransparansikan atau malah ada upaya kembali menutup-nutupi anggaran, jabatan dan rapat-rapat karena 'kontrak politik' dengan pemegang saham mayoritas pemilih demikianlah adanya.

Menghormati apapun keputusan RUPS adalah sangat penting, karena CEO adalah pelayan dari pemegang saham, kalau tidak terpilih berarti memang ada yang dianggap lebih baik, meskipun kinerja baik, namun mayoritas pemegang saham menganggap kinerja nomor dua, yang penting CEO lama diganti saja, ya sudah terima sajalah. Saya yakin CEO yang baik, terlempar di sebuah RUPS yang tidak rasional, maka pasti ada perusahaan lain yang berbasis kinerja akan menampung.

Setuju?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun