"Dosa massal tahunan? Maksudnya bagaimana bu?" Tanya beberapa wartawan.
[caption id="attachment_103462" align="alignleft" width="150" caption="from google"]
"Bagi murid-murid mereka tidak perlu berdosa membuatkan contekan. Sepertinya hampir semua murid sudah bikin kepekan deh dulu dari
yang paling sederhana dan mudah ketahuan dan diperiksa di telapak tangan, sampai kepekan yang termasuk sulit ketahuan dan diperiksa, misalnya di dada.
"Waw, asik juga tuh kalau yang ketahuan di dadanya. Kalau pengawasnya cowok dan jadi melihat-lihat melotot ke dada murid cewek bisa dituduh pelecehan, pasti lebih memilih membiarkan saja. Pinter tuh muridnya. Hehehehe..." Kata si wartawan senior cekikikan.
"Dosa lain saat UN konvensional apa buk?" Tanya yang lebih junior.
[caption id="attachment_103467" align="alignleft" width="300" caption="from google"]
"Biasanya ada tim sukses. Kepala sekolah membuat sebuah tim guru-guru yang sesuai dengan pelajarang yang diujikan, lalu soal UN yang ada diambil satu, dibahas, lalu jawabannya diberikan kepada murid-muridnya. Bisa dalam bentuk kertas, dalam bentuk SMS atau kalau pengawasnya bisa dinegosiasi ya dibacakan langsung di depan kelas." Kata bu Pur sedih.
"Dikoordinir kepala sekolah? Kok bisa?"
"Kalau nilai kecil dan banyak yang tidak lulus, sekolah jadi namanya rusak dan murid berkurang." Jawab si ibu guru.