Aku menghela nafas panjang.
Kemudian menatap Keke dengan mata yang hampir berkaca-kaca. "Nilai ulangan Bahasa Arabku jelek Ke. Aku cuma dapat nilai 70."
Keke terkejut. "Wah kok bisa? Â bukannya kamu selalu gampang ngerjain soal-soal Bahasa Arab?." Nilai kamu selalu bagus.
Aku mengangguk pelan. "Iya itu masalahnya. Aku terlalu menggampangkan pelajarannya. Padahal aku udah dikasih tahu sama Ibuku."
Keke tersenyum. "Yah mungkin ini pelajaran buat kita. Jangan pernah menggampangkan sesuatu. Meskipun kita sudah menguasai. Setiap pelajaran punya tantangan masing-masing." Aku mengangguk  pelan.
"Iya aku sadar sekarang. Â Aku tidak boleh menggampangkan sesuatu dan harus lebih serius lagi belajar. Bahasa Arab itu bukan cuma tentang hafalan tapi juga pemahaman."
Keke menepuk bahuku dengan lembut. "Yang penting kamu sadar dan mau barubah masih ada waktu untuk memperbaiki nilai." Â Â Â Â Â
Â
Aku terdiam sesaat merenungkan kata-kata Keke. "Terimakasih Keke aku janji aku bakal lebih serius belajar." Keke tersenyum. Kali ini lebih lebar. Â "Aku yakin kamu bisa." Â
Percakapan kami terhenti saat Guru Bahasa Arabku memanggilku ke mejanya. "Azy," Katanya. Aku melihat kamu telah berusaha dengan keras untuk menghafal materi." Â "Namun Bahasa Arab bukan hanya tentang hafalan.
Penting untuk memahami makna dan konteks agar kamu bisa menggunakannya dengan benar."
Aku merasa malu dan menyesal. Guru Bahasa Arabku melanjutkan, "Kegagalan ini bukanlah akhir dari segalanya. Ini adalah kesempatan untuk belajar.
Mulai dari sekarang cobalah untuk memahami materi dengan lebih mendalam. Bacalah teks. Diskusikan dengan teman dan jangan ragu untuk bertanya." Saat Guru Bahasa Arabku selesai berbicara denganku. Ia menyuruhku untuk duduk.
Ketika pulang sekolah. Aku berbicara kepada Ibuku. "Ibu aku dapat nilai buruk di ulangan bahasa Arab." Ucapku. Ibu Nara duduk di sampingku, "Ceritakan lebih lanjut Nak. Kenapa bisa terjadi?" Aku menghela napas dan menjelaskan.
"Aku hanya menghafal semua materi tanpa benar-benar memahaminya. Aku pikir itu sudah cukup tapi ternyata aku kesulitan saat ujian." Ibu Nara  mengangguk dengan penuh perhatian.
"Sudah Ibu bilang kan waktu sehari sebelum kamu ulangan harian Bahasa Arab. Lain kali kamu jangan hanya menghafal saja ya. Kamu juga harus memahaminya." Ucap Ibuku.