Mohon tunggu...
Popy Asri Yeni
Popy Asri Yeni Mohon Tunggu... Guru - Guru Matematika SMPN 18 Muaro Jambi

Sedang menikmati perjalanan keluar tempurung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Refleksi Pembelajaran : Bola Ping Pong dan Perjalanan Tanpa Koma

1 Desember 2023   05:57 Diperbarui: 1 Desember 2023   06:13 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi pribadi

Mungkinkah praktik baik lahir di saat yang pelik? 

Mungkinkah pembelajaran bermakna hadir dari situasi yang tidak terduga? 

Ya, tentu saja. Bagaimana caranya? Setiap guru tentu akan menjawab dengan berbagi pengalamannya masing-masing. Berikut ini pengalaman penulis dalam mengupayakan praktik baik.

Bola ping pong dan koordinat kartesius

Koordinat kartesius merupakan materi matematika kelas VIII semester I, rencana pembelajaran yang disusun yaitu pembelajaran aktif dengan pendekatan MIKIR. 

Sayangnya rancangan yang sudah disiapkan dengan apik tidak terlaksana dengan baik karena hal-hal di luar kendali seperti listrik padam, proyektor yang rusak, hingga pertengkaran siswa tepat sebelum pelajaran. Entah bagaimana bola ping pong jadi rebutan saat jam istirahat membuat suasana kelas gaduh. 

Jika sudah demikian marah adalah respon guru yang paling manusawi dan paling mudah. Setelah itu selain banyak istigfar, tentunya guru harus sigap menyesuaikan pembelajaran dengan kondisi siswa.

Maka pelajaran koordinat kartesius hari itu pun menyesuaikan dengan mood siswa yang senang bermain. Meja dan bangku di geser ke tepi. Koordinat kartesius yang biasanya disajikan di papan tulis kini pindah ke lantai. 

Gunakan pita atau tali rafia sebagai sumbu x dan y, gunting kertas atau pakai sticky note untuk menuliskan angka. Bola ping pong pun berperan penting sebagai penanda titik koordinatnya.

Permainan sederhana dimulai, siswa bermain secara berpasangan. Babak pertama menyebutkan koordinat lalu tentukan posisi titiknya, babak kedua meletakkan bola secara acak lalu sebutkan koordinat titiknya. 

Setelah itu dilanjutkan dengan diskusi mengenai posisi titik pada koordinat kartesius disertai umpan balik dari guru. Bola ping pong penyebab jidat siswa benjol dan kelas rusuh akhirnya menjelma jadi media belajar yang berkesan bagi siswa.

Perjalanan Tanpa Koma

Kali ini pengalaman belajar matematika kelas VII dan masih menerapkan pembelajaran aktif dengan pendekatan MIKIR. Pada pertemuan sebelumnya siswa sudah dibekali dengan video materi skala yang diberikan di Whatsapp Group. 

Adapun media yang digunakan adalah atlas Indonesia dan dunia yang tersedia di perpustakaan sekolah. Diawali dengan menyiapkan kondisi belajar siswa secara fisik dan psikis, selanjutnya siswa berdiskusi secara berpasangan mengikuti instruksi pada lembar kerja. 

Siswa diberi kebebasan untuk menentukan provinsi, negara atau benua yang mereka jelajahi. Misinya sederhana saja, siswa diminta mengukur jarak dua kota lalu menentukan jarak sebenarnya berdasarkan skala yang tertera.

Sumber: Dokumentasi pribadi
Sumber: Dokumentasi pribadi

Penjelajahan pun di mulai. Ada siswa yang bolak balik atlas dengan antusias namun akhirnya kembali ke provinsi jambi, mengukur jarak dari Sungai penuh ke Sengeti. Ada siswa yang betah menatap peta benua Eropa, bolak balik mengukur jarak antar negara yang ia suka,

"Buk, boleh mulai dari Berlin lalu ke Roma?"

"Ya, boleh" Selang lima menit kemudian, "Buk, kelompok kami enggak jadi ke Roma?"

"Kenapa?"

"Berlin-Roma pada gambar 17,2 cm. Kami tidak suka yang berkoma. Berlin-Bosnia pas 6 cm, kami pindah ke Bosnia boleh ya?"

Karena dari awal memang dibebaskan memilih maka tidak masalah berganti kota atau negara. Pelajaran berlangsung sesuai yang diharapkan. Setelah menentukan jarak sebenarnya dari kota pilihan masing-masing, siswa diberi kesempatan untuk presentasi dan diskusi. 

Pada tahap refleksi yang menjadi highlight adalah sikap siswa yang memilih perjalanan tanpa koma sebagai indikasi bahwa siswa masih belum akrab dengan bilangan desimal dan menghindari tantangan cukup mengkhawatirkan. Hal ini menjadi catatan khusus bagi guru untuk lebih kreatif meramu pembelajaran sekaligus melatih agar siswa menyukai tantangan.

Kisah bola ping pong menuntut kreatifitas untuk merevisi rencana pembelajaran menggunakan media yang berbeda. Sedangkan perjalanan siswa menghindari koma menjadi bahan refleksi yang penuh makna dan berkesan. Lantas bagaimana caranya praktik baik lahir di saat yang pelik? 

Bagaimana agar pembelajaran bermakna hadir dari situasi yang tidak terduga? Tidak ada pilihan lain. Teruslah belajar dan mengajar. Teruslah mengupayakan pembelajaran terbaik meski eksekusinya tidak sesuai harapan karena kegagalan terbesar guru bukan ketika ia mengajar tidak sesuai rencana namun ketika ia berhenti belajar.

"Those who teach, must never cease to learn"-Jhon Cotton Dana 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun