Mungkinkah praktik baik lahir di saat yang pelik?Â
Mungkinkah pembelajaran bermakna hadir dari situasi yang tidak terduga?Â
Ya, tentu saja. Bagaimana caranya? Setiap guru tentu akan menjawab dengan berbagi pengalamannya masing-masing. Berikut ini pengalaman penulis dalam mengupayakan praktik baik.
Bola ping pong dan koordinat kartesius
Koordinat kartesius merupakan materi matematika kelas VIII semester I, rencana pembelajaran yang disusun yaitu pembelajaran aktif dengan pendekatan MIKIR.Â
Sayangnya rancangan yang sudah disiapkan dengan apik tidak terlaksana dengan baik karena hal-hal di luar kendali seperti listrik padam, proyektor yang rusak, hingga pertengkaran siswa tepat sebelum pelajaran. Entah bagaimana bola ping pong jadi rebutan saat jam istirahat membuat suasana kelas gaduh.Â
Jika sudah demikian marah adalah respon guru yang paling manusawi dan paling mudah. Setelah itu selain banyak istigfar, tentunya guru harus sigap menyesuaikan pembelajaran dengan kondisi siswa.
Maka pelajaran koordinat kartesius hari itu pun menyesuaikan dengan mood siswa yang senang bermain. Meja dan bangku di geser ke tepi. Koordinat kartesius yang biasanya disajikan di papan tulis kini pindah ke lantai.Â
Gunakan pita atau tali rafia sebagai sumbu x dan y, gunting kertas atau pakai sticky note untuk menuliskan angka. Bola ping pong pun berperan penting sebagai penanda titik koordinatnya.
Permainan sederhana dimulai, siswa bermain secara berpasangan. Babak pertama menyebutkan koordinat lalu tentukan posisi titiknya, babak kedua meletakkan bola secara acak lalu sebutkan koordinat titiknya.Â