C)Pengarang memanfaatkan kekayaan yang ada dalam masyarakat
D)Basil karya sastra itu dimanfaatkan kembali oleh masyarakat
Perkembangan pesat ilmu humaniora memicu perkembangan studi sosiologis. Dasar pertimbangannya adalah memberikan keseimbangan terhadap dua dimensi manusia yaitu jasmani dan rohani. Para ilmuan kontemporer makin menyadari bahwa mengabaikan aspek-aspek rohaniah pada gilirannya membawa umat manusia pada degradasi mental, bahkan kehancuran.
Pendekatan antropologis
Lahirnya pendekatan antropologis, didasarkan atas kenyataan, pertama, adanya hubungan antara ilmu antropologi dengan bahasa. Kedua, dikaitkan dengan tradisi lisan, baik antropologi maupun sastra sama-sama mempermasalahkannya sebagai objek yang penting. Oleh karena itu, dalam penelitian sastra lisan, mitos, dan sistem religi, sering di antara kedua pendekatan terjadi tumpang tindih. Masalah penting yang juga perlu dicacat, sebagaimana juga dalam pendekatan sosiologis dan psikologis, pendekatan antropologis bukanlah aspek antropologi 'dalam' sastra melainkan antropologi 'dari' sastra.
Pokok-pokok bahasan yang ditawarkan dalam pendekatan antropologis adalah bahasa sebagaimana dimanfaatkan dalam karya sastra, sebagai struktur naratif, di antaranya:
A)Aspek-aspek naratif  karya sastra dari kebudayaan yang berbeda-beda
B)Penelitian aspek naratif sejak epik yang paling awal hingga novel yang paling modern
C)Bentuk-bentuk arkhais dalam karya sastra, baik dalam konteks karya individual maupun generasi
D)Bentuk-bentuk mitos dan sistem religi dalam karya sastra
E)Pengaruh mitos, sistem religi, dan citra primordial yang lain dalam kebudayaan popular