Mohon tunggu...
Popi lestari
Popi lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia ( Universitas Muhammadiyah A.R. Fachruddin)

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Mengurai Hubungan Sastra dan Masyarakat: Analisis Novel Ronggeng Dukuh Paruk melalui Pendekatan Sosiologi Sastra Lucien Goldmann

24 Desember 2024   09:49 Diperbarui: 24 Desember 2024   09:49 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sastra dan masyarakat memiliki hubungan yang sangat erat. Sastra mencerminkan kondisi sosial, budaya, dan politik yang ada di masyarakat pada suatu waktu tertentu. Melalui karya sastra, pengarang bisa mengungkapkan pandangannya, kritik sosial, serta nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Sebaliknya, sastra juga dipengaruhi oleh nilai-nilai dan norma-norma sosial yang ada di masyarakat tempat karya tersebut dihasilkan.

Sastra sering kali menjadi cermin atau representasi dari realitas sosial, memberikan gambaran tentang kehidupan masyarakat, permasalahan yang dihadapi, serta harapan atau aspirasi mereka. Selain itu, karya sastra dapat memengaruhi masyarakat dengan cara memperkenalkan ide-ide baru, membuka perspektif, dan menginspirasi perubahan sosial.

Secara singkat, sastra dan masyarakat saling berinteraksi: sastra mengungkapkan kondisi masyarakat, sementara masyarakat memengaruhi bentuk dan isi karya sastra.

Teori Sosiologi Sastra:

1.Teori Pilihan (Lucien Goldmann)

Teori sosiologi sastra yang dikembangkan oleh Lucien Goldmann merupakan salah satu pendekatan penting dalam kajian sastra yang menghubungkan karya sastra dengan struktur sosial dan ideologi tertentu. Goldmann, seorang sosiolog dan teoritikus sastra asal Prancis, mengembangkan teori ini dengan menggabungkan prinsip-prinsip sosiologi dan fenomenologi, serta berusaha menjelaskan bagaimana karya sastra tidak hanya mencerminkan kondisi sosial tetapi juga berfungsi untuk menggambarkan pandangan dunia (worldview) dari suatu kelas sosial tertentu.

2.Konsep Teori Lucien Goldmann dalam konteks sederhana

Teori Lucien Goldmann menyatakan bahwa karya sastra mencerminkan pandangan dunia (worldview) suatu kelompok sosial atau kelas. Berikut adalah konsep-konsep utama dalam bentuk yang lebih sederhana dan singkat:

  1. Pandangan Dunia (Worldview): Karya sastra menggambarkan cara pandang suatu kelompok sosial terhadap dunia. Ini bukan hanya tentang pengalaman pribadi pengarang, tetapi juga tentang nilai, ideologi, dan keyakinan kelompok tersebut.
  2. Kesadaran Kelas: Sastra sering kali mencerminkan kesadaran sosial atau kesadaran kelas. Pengarang, meskipun mungkin menulis secara individu, sering mewakili kepentingan atau pandangan suatu kelas sosial.
  3. Sastra dan Struktur Sosial: Karya sastra tidak bisa dipisahkan dari kondisi sosial dan politik yang ada pada waktu itu. Sastra berhubungan erat dengan keadaan masyarakat dan sering menggambarkan konflik atau ketegangan sosial.
  4. Struktur Organik: Elemen-elemen dalam karya sastra (seperti karakter, plot, dan tema) saling terkait dan bekerja bersama untuk menyampaikan pandangan dunia atau ideologi kelompok sosial yang diwakili.
  5. Sastra sebagai Ekspresi Kolektif: Karya sastra tidak hanya hasil pemikiran individu, tetapi juga mencerminkan kesadaran kolektif suatu kelompok sosial yang lebih besar.

STUDI KASUS

1.Karya yang saya pilih : Salah satu novel yang mencerminkan teori Lucien Goldmann yaitu "Ronggeng Dukuh Paruk" diciptakan oleh Ahmad Tohari, novel Ronggeng Dukuh Paruk menceritakan tokoh Srintil seorang penari ronggeng yang menyajikan realita kehidupan, masyarakat Indonesia, adat dan kebudayaan, serta sejarah bangsa ini. Ketiga, dalam cerita pada Novel Ronggeng Dukuh Paruk terdapat aturan yang tidak sesuai dengan norma agama untukmenjadi seorang ronggeng, misal aturan menyerahkan keperawanan kepada laki-laki yang mampu memenuhi persyaratan dukun ronggeng dengan bukak-klambu serta keharusan melayani laki-laki yang bukan suaminya. Meski demikian, tetap ada sisi lain dari kebudayaan tersebut yang perlu dilestarikan dan nilai-nilai lainnya yang dapat diambil melalui karya ini.

ANALISIS

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun