Mohon tunggu...
PONIMAN
PONIMAN Mohon Tunggu... -

Menulis adalah kata dan kesan hatiku untuk semua

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Politik "JEPRET" Menjembatani Peran Keluarga, Masyarakat terhadap Satuan Pendidikan secara Ideal

14 Agustus 2018   17:56 Diperbarui: 17 Agustus 2018   07:39 920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Usaha memaksimalkan kerjasama antara pihak sekolah dengan masyarakat tentunya harus diupayakan dengan intens. Ini mengandung pengertian bahwa perpaduan antara keduanya secara harmonis akan menghasilkan kepedulian yang hakiki sesuai hierarki yang ada. 

Terbentuknya hubungan timbal balik dari dua arah yakni (keluarga dan masyarakat dengan pihak sekolah) yang dimaksudkan untuk dapat lebih mengoptimalkan hasil pembelajaran, sungguh merupakan impian dari setiap institusi sekolah dan pihak wali murid pada umumnya. 

Namun, pada kenyataannya untuk bisa mencapai ke tingkat kondisi tersebut, perlu usaha yang sungguh-sungguh dari pihak sekolah dalam rangka merangkul wali murid yang mewakili pihak keluarga sekaligus masyarakat agar mereka mau turut serta berkecimpung dan memikirkan kemajuan di bidang pendidikan yang pada hakikatnya demi kepentingan anak-anak juga.

Penggunaan istilah politik di sini, sejujurnya bukan seperti layaknya politik negara. Cukup kita maknai sebagai suatu cara bijak dalam menggapai tujuan secara jitu. Tujuan yang dimaksud adalah terjalinnya hubungan baik antara pihak sekolah dan keluarga sebagai bagian dari masyarakat dalam rangka mewujudkan situasi pendidikan yang benar-benar berkualitas serta mendukung kesuksesan anak didik di masa yang akan datang.

Terobosan yang dilakukan, seharusnya bervariasi, menarik serta berkesinambungan. Karena selalu terpaut dengan kondisi lingkungan sekolah, lingkungan keluarga serta masyarakat sekitar. Ada beberapa cara yang dapat diterapkan dalam rangka menumbuhkankembangkan kerjasama positif antara keluarga, masyarakat serta satuan pendidikan. Manifestasi dari Politik "JEPRET" berikut ini mungkin saja bisa dijadikan sebagai acuan:

1. Politik J = Jual-Beli

Jual beli dalam hal ini dilakukan bukan mutlak bertujuan bisnis monopoli. Akan tetapi lebih menitikberatkan aspek penghargaan terhadap karya anak sendiri. Beberapa karya siswa yang telah jadi, baik itu berupa lukisan, prakarya, puisi, tulisan indah, kaligrafi dapat dipajang di ruangan yang di desain seperti ruangan bazar. Mengundang wali murid sebagai wakil dari keluarga sekaligus masyarakat dapat dilakukan sehingga mereka akan melihat, menilai lalu membeli karya dari anak-anak mereka sendiri. 

Setiap wali murid diwajibkan membeli hasil karya anak mereka masing-masing. Uang yang didapat oleh si anak, dapat dipergunakan untuk menabung. Bertindak selaku penjual adalah siswa. Sementara sang pembeli adalah orang tua.

2. Politik E = Entertainment

Dapat diartikan sebagai pertunjukan. Pertunjukan diadakan bisa satu bulan sekali, dua bulan sekali bergantung kepada antusiasme dan kebutuhan di sekolah berdasarkan permintaan wali murid. Acara yang dirancang dengan bentuk panggung gembira, sehingga setiap wali murid diundang agar dapat menyaksikan penampilan anak-anak dengan harapan mampu menggugah kepedulian serta mengundang rasa bangga pada diri si anak serta orang tua. 

Hal yang dapat dipentaskan meliputi seluruh kemampuan positif. Kendatipun secara lazimnya dianggap sebagai hal yang sangat sepele. Dari membawakan tarian, parade puisi, pidato, ceramah, solo song, duet, senam, bela diri, melukis, kaligrafi, drama dan masih banyak lagi skill yang dimiliki oleh masing-masing siswa sesuai dengan talenta yang melekat.

3. Politik P = Publikasi

Setiap kegiatan yang diadakan dari berbagai program sekolah, tentu dapat dipublikasikan. Publikasi yang riil bisa diwujudkan dalam bentuk buletin, majalah sederhana hingga berkelas yang sudah menggandeng pemilik percetakan besar. Atau tingkat paling efisien adalah memasyarakatkan pengisian majalah dinding. Dari jepretan wali murid dan guru berupa foto-foto kegiatan mampu diaplikasikan menjadi sebuah album. Bagi mereka yang hobi dengan selfie tentu saja merupakan sebuah kegiatan yang sangat mengasyikkan.

4. Politik R = Rekrutmen

Merekrut wali murid yang merupakan wakil dari keluarga serta masyarakat, bagi mereka yang mempunyai keahlian tertentu guna memberikan bimbingan kepada peserta didik. Misalnya keahlian khusus menjahit, menyulam, mengukir atau merekrut masyarakat untuk diminta kerjasama dalam hal pemesanan bordir maupun sablon jika memang mereka bisa dan  mau diberdayakan.

5. Politik E = Edukasi

Selama hal itu baik, apa pun kerjasama yang dilakukan antara pihak sekolah dengan keluarga, masyarakat adalah bermakna pendidikan. Dalam ranah pendidikan tentu saja jauh dari mengejar keuntungan-keuntungan yang bersifat penumpukan duniawi. Demi dan atas nama pendidikan, seyogianya kerjasama dilakukan secara terkoordinir dalam bagan-bagan dan status yang jelas. Transparansi dan selalu berpihak pada kepentingan peserta didik adalah sebuah kewajiban mutlak yang mesti dijunjung tinggi.

6. Politik T = Tanggung Jawab

Manakala wali murid, masyarakat juga diajak dan diberi tanggung jawab, maka gaung serta eksistensi dari institusi sekolah menjadi diakui keberadaannya. Hal yang kecil misalnya, orang tua diminta kerjasama tentang penandatanganan atau paraf suatu kegiatan yang melibatkan  siswa dalam bentuk catatan interaksi. Maka, wali murid sudah sepatutnya menyambut dengan senang hati sebagai sebuah tanggung jawab yang membanggakan sekaligus sebagai pengontrol rekaman karakter anaknya sendiri.

Keberhasilan pendidikan yang didukung oleh keluarga, masyarakat serta satuan pendidikan itu sendiri, adalah potret sekolah idaman yang dinanti-nantikan oleh semua pihak. Tanpa mengenyampingkan peran keluarga, masyarakat, maka prestasi siswa akan menjadi termotivasi karenanya. 

Penggunaan gedung-gedung milik pemerintah desa, kecamatan, bahkan kabupaten sebagai ajang pengenalan sosialisasi siswa dalam kehidupan sungguh merupakan suatu hal yang konkret. 

Dari enam politik yang ditawarkan, empat poin merupakan tindak aplikatif, sementara dua setelahnya adalah lebih cenderung kepada karakter kepribadian. Semoga dukungan yang diberikan oleh keluarga sebagai bagian dari masyarakat kepada pihak satuan pendidikan terkait, mampu memberikan sumbangsih optimal yang melegakan serta sebagai motivator para peserta didik karena ternyata para siswa merasa mendapat support dari orang tua mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun