Mohon tunggu...
Ponco Wulan
Ponco Wulan Mohon Tunggu... Guru - Pontjowulan Samarinda

Pontjowulan Kota Samarinda Kalimantan Timur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Balik Layar Chat

11 November 2024   15:58 Diperbarui: 11 November 2024   16:03 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar dibuat oleh AI

Saat Bu Lestari mulai menjelaskan, Nayla teringat percakapannya dengan Daffa semalam. Ia tersenyum kecil sambil membuka buku. Kadang ia merasa canggung sendiri karena setiap kali ada materi soal percakapan atau interaksi, pikirannya selalu mengarah pada chat mereka berdua.

Setelah pelajaran bahasa Inggris selesai, selanjutnya guru biologi masuk ke kelas dengan wajah penuh semangat. Bu Intan terkenal sebagai guru yang antusias dan selalu membawa alat peraga serta cerita menarik ke dalam kelas. Hari itu, ia membawa beberapa gambar struktur sel dan langsung menarik perhatian para siswa.

"Anak-anak, hari ini kita akan belajar tentang sel tumbuhan dan sel hewan. Coba lihat perbedaan antara keduanya di sini," jelas Bu Intan sambil menunjuk papan tulis. Pelajaran berlangsung seru. Bu Intan membagi mereka ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk berdiskusi dan Nayla pun sekelompok dengan Daffa, Fira, serta Rudi. Saat diskusi berlangsung, Daffa melirik Nayla dan berkata dengan nada bercanda, "Kalau nggak ada sel tumbuhan, kita nggak punya makanan, dong, ya? Bisa-bisa nggak ada gorengan favorit kamu, Nay."

Nayla tertawa pelan dan mencoba untuk tetap fokus pada materi meski hatinya ikut berdebar karena perhatian kecil dari Daffa. Setelah bel istirahat berbunyi, mereka keluar dari kelas untuk makan di kantin bersama. Nayla dan Fira duduk di meja biasa, sementara Daffa dan Rudi mengambil makanan. Suasana kantin ramai dengan tawa dan obrolan dari setiap sudut ruangan.

"Nay, aku lihat kamu makin dekat sama Daffa," Fira menyenggol bahu Nayla sambil tersenyum nakal. "Eh, jangan bohong, deh. Aku tahu kalian sering chat kan?" Nayla tersipu, mencoba menyangkal dengan tawa kecil. "Ah, enggak kok, Fir. Cuma teman biasa," jawabnya, meski hatinya tahu bahwa perasaan itu lebih dari sekadar teman.

Percakapan mereka terhenti sejenak saat Daffa dan Rudi kembali membawa makanan. Nayla merasa nyaman di antara teman-temannya saat menikmati waktu istirahat yang penuh canda tawa dan cerita.

Setelah bel pulang berbunyi, Nayla dan teman-temannya beranjak dari kelas. Tapi berbeda dari biasanya, hari ini Nayla tidak langsung pulang. Ia dan beberapa teman sekelasnya, termasuk Fira, Daffa, dan Rudi, sudah sepakat untuk kerja kelompok menyelesaikan tugas Bahasa Indonesia yaitu membuat mading tiga dimensi. Mereka memilih perpustakaan sekolah sebagai tempat berkumpul dengan harapan suasana di sana lebih tenang dan inspiratif.

Sesampainya di perpustakaan, mereka mulai membagi tugas. Daffa bertanggung jawab membuat kerangka mading, sementara Nayla dan Fira menyiapkan gambar dan artikel yang akan ditempel. Rudi, yang dikenal pandai menggambar sibuk membuat ilustrasi tambahan untuk mempercantik mading mereka.

"Nay, kamu punya ide untuk tema utamanya nggak?" tanya Fira sambil menunjukkan beberapa potongan gambar yang sudah ia siapkan. Nayla mengangguk sambil berpikir sejenak. "Bagaimana kalau tentang 'Cinta Lingkungan'? Kita bisa masukkan gambar dan informasi soal tanaman hias, daur ulang, dan tips menjaga kebersihan lingkungan."

Daffa menimpali, "Bagus, tuh. Selain bermanfaat, mading kita pasti menarik kalau isinya beragam. Apalagi kalau ada tips-tips yang berguna buat kehidupan sehari-hari."

Mereka pun bekerja sama, memotong, menempel, dan menata segala material yang sudah disiapkan. Saat suasana mulai serius, Daffa melontarkan candaan, "Kalau ada lomba mading tercantik, pasti mading kita menang karena ada Nayla yang bantuin."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun