Muhammad Faisal sebagaimana dikutip dari CNBC Indonesia mengemukakan bahwa apabila program makan siang gratis dijalankan, kemungkinan pemerintahan baru akan melakukan 3 opsi. Pertama, mengalihkan anggaran perlindungan sosial dan kesehatan untuk mendanai makan siang gratis yang diperkirakan di atas 400 triliun. Kedua, menaikkan penerimaan pendapatan, ya misalnya dengan menaikkan pajak. Ketiga, menambah utang. Opsi 1 dan 2 akan langsung bersinggungan dengan rakyat kecil mengingat merekalah yang paling terdampak dengan misalnya pengurangan bantuan sosial dan peningkatan pajak penjualan yang berpotensi memicu kenaikan harga bahan kebutuhan pokok.
Kebijakan atau janji makan siang gratis sebenarnya sangat ditunggu banyak orang untuk direalisasikan. Namun mampukah Prabowo menyediakan makan siang gratis yang benar-benar gratis: tanpa mengalihkan anggaran perlindungan sosial dan kesehatan, tanpa menaikkan pajak, dan tanpa menambah utang? Maksudnya pemerintahan baru apakah sudah melihat ceruk baru penerimaan negara untuk mendanai makan siang gratis tanpa harus membebani masyarakat. Jika kelak Prabowo benar-benar mampu mewujudkannya, maka beliau berhasil mematahkan ungkapan 'no free lunch'. Sebaliknya, bila misalnya anak sekolah diberi makan siang gratis tapi di sisi lain orang tuanya ditagih tambahan pajak, ya kita masih mengamini ungkapan 'no free lunch'. Semoga kebijakan yang diambil memuliakan generasi bangsa.
Akhir kata saya ucapkan selamat menunaikan ibadah Puasa bagi sahabat yang menjalankannya. Tetap jaga semangat dan asa di bulan Ramadhan. Salam Pembelajar!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H