Gara-gara menyajikan menu baru, Restoran Nasdem kehilangan 2,4% dari total pelanggan lamanya. Akan tetapi pada saat bersamaan restoran ini mendapatkan pelanggan baru sebanyak 9,8% alias nyaris sepuluh kali lipat dari jumlah pelanggan lama.
Dalam hitung-hitungan dagang, dan Surya Paloh memanglah seorang pedagang alias businessman, ini hitung-hitungannya masih untung. Ibarat kata rugi Rp 2,4 miliar, tetapi mendapat tambahan pemasukan Rp 9,8 miliar. Nett profit-nya Rp 7,4 miliar.
Inilah yang agaknya tidak terbaca oleh kader-kader Partai Nasdem yang memilih mundur. Atau mungkin memang tidak mau mempahami karena sudah kadung merasa eneg pada Anies bersama rekam jejaknya di Pilgub DKI Jakarta 2017.
Tentu saja Surya Paloh sudah memperhitungkan semuanya. Benar Partai Nasdem bakal ditinggalkan sejumlah pendukung, utamanya dari wilayah timur Indonesia. Namun, hei! Suara mayoritas Indonesia itu ada di Jawa.
Dengan mencalonkan Anies, Partai Nasdem berpeluang mendapatkan pendukung baru dari massa sayap kanan dan kanan jauh. Berpotensi menambah perolehan suara di Jawa Barat dan daerah-daerah relijius lain, misalnya, di mana selama ini selalu menyumbang sedikit saja.
Mungkin saja Surya Paloh memang berpikir begini, tidak apa-apa kehilangan basis di timur sana sepanjang tambahan suara di Jawa meningkat pesat. Bukankah, seperti kata DN Aidit dalam film propaganda yang sangat terkenal itu, Jawa adalah kunci?
Jadi, Partai Nasdem bakalan buntung apa buntung?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H