Mohon tunggu...
Polisman Halawa
Polisman Halawa Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Saya adalah seorang content writer yang berfokus pada pembuatan konten berkualitas , menarik, dan dioptimalkan untuk SEO. Dengan kemampuan riset yang kuat dan gaya penulisan yang adaptif, saya mampu menghasilkan konten yang relevan bagi berbagai audiens, baik untuk blog, artikel, media sosial, maupun kebutuhan pemasaran digital lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Kenapa Anak Pilih Games daripada Buku: Apa Penyebabnya?

28 Agustus 2024   11:29 Diperbarui: 30 Agustus 2024   18:59 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
bermain video games (unsplash.com/Jelleke Vanooteghem)

Aktivitas membaca tidak memberikan kepuasan instan seperti yang dihasilkan oleh game. Membaca menuntut pemikiran yang lebih dalam dan keterlibatan mental yang lebih tinggi, yang tidak selalu memberikan kepuasan langsung yang sering diinginkan oleh anak-anak. Akibatnya, tanpa sensasi cepat dan stimulasi yang disediakan oleh game, buku mungkin tampak kurang menarik bagi anak-anak yang terbiasa dengan kepuasan instan.

3. Pengaruh lingkungan dan sosial

Lingkungan tempat anak-anak dibesarkan memiliki pengaruh besar dalam membentuk preferensi mereka terhadap kegiatan seperti bermain game atau membaca buku. Di zaman digital ini, video game sering kali lebih mudah diakses daripada buku. 

Anak-anak dapat mengunduh dan mulai memainkan game baru dengan hanya beberapa kali mengetuk layar, sedangkan mengakses buku sering membutuhkan usaha lebih, seperti pergi ke perpustakaan atau toko buku, atau mengunduh dan membaca di perangkat digital. Kemudahan akses ini membuat game menjadi pilihan yang lebih menarik dan cepat tersedia bagi banyak anak.

Selain kemudahan akses, pengaruh dari teman sebaya juga sangat besar. Anak-anak cenderung mengikuti apa yang dilakukan oleh teman-teman mereka. Jika kebanyakan teman mereka gemar bermain game, mereka mungkin merasa terdorong untuk ikut serta agar tidak merasa terasing atau ketinggalan. 

Tekanan sosial ini bisa membuat anak-anak lebih memilih game karena mereka ingin diterima dan dianggap sebagai bagian dari kelompok teman-temannya. Seringkali, bermain game bersama teman-teman dapat menjadi aktivitas sosial yang memperkuat hubungan dan meningkatkan rasa kebersamaan.

Selain itu, peran orang tua juga tidak bisa diabaikan. Banyak orang tua memberikan perangkat digital kepada anak-anak mereka sebagai sarana hiburan atau untuk mengalihkan perhatian. Hal ini sering dilakukan untuk memberi waktu luang kepada orang tua atau untuk menenangkan anak yang rewel. 

Namun, jika penggunaan perangkat digital untuk bermain game tidak diimbangi dengan kebiasaan membaca yang kuat, hal ini dapat memperkuat kecenderungan anak untuk lebih memilih game. Ketergantungan pada perangkat digital sebagai sumber utama hiburan membuat anak-anak lebih terbiasa dengan stimulasi yang cepat dan intens, sehingga kegiatan membaca yang memerlukan lebih banyak waktu dan konsentrasi bisa terasa kurang menarik dibandingkan bermain game. 

Oleh karena itu, lingkungan digital modern, pengaruh teman sebaya, dan kebiasaan orang tua semuanya berperan dalam meningkatkan kecenderungan anak-anak untuk lebih memilih game daripada buku.

4. Kurangnya motivasi intrinsik untuk membaca  

Anak-anak yang tumbuh di lingkungan di mana membaca tidak dianggap penting atau kurang adanya teladan yang menunjukkan kebiasaan membaca cenderung memiliki motivasi intrinsik yang rendah untuk memasukkan kegiatan membaca ke dalam rutinitas sehari-hari mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun