Mohon tunggu...
Polem Denny
Polem Denny Mohon Tunggu... Jurnalis - Reporter Radio

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Asal Mula Pancasila dan Dokuritsu Junbi Cosakai

1 Juni 2022   13:14 Diperbarui: 1 Juni 2022   13:21 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah, didalam rapat yang terjadi antara 29 Mei sampai 1 Juni tahun 1945 itu terdapat tiga pidato dalam rapat BPUPKI, yaitu pidato yang disampaikan oleh Dr. Supomo, kemudian pidato Mr. Muhammad Yamin, yang dikenal sebagai orang Minang yang lihay berpantun serta kalimat bersayap dalam pidatonya, dan pada hari terakhir tanggal 1 Juni, ada pidato yang disampaikan Presiden Soekarno.

Pidato Soekarno itu juga dikenal sebagai pidato tanpa teks dan ketika pidato dituangkan menjadi naskah transkrip panjang mencapai 17 lembar. Jadi, pidato yang agak panjang disampaikan Soekarno tanpa teks yang kemudian dari pidato yang berisi gagasan-gagasan itu kemudian disebut sebagai Falsafah Pancasila walaupun Supomo dan Muhammad Yamin juga menyampaikan gagasan yang mengekstraksikan lima konsep juga.

Namun istilah Pancasila itu sendiri kemudian dimunculkan dalam pidato Soekarno.

Yang perlu dilihat dalam latar belakang tersebut adalah rapat BPUPKI itu menetapkan bahwa istilah Pancasila menjadi dasar negara.

Kemudian pada tanggal 22 Juni 1945 itu rapat BPUPKI menetapkan pula Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Itu timnya ada 9 orang termasuk didalamnya ada Soekarno, Adi Kusno, H. Agussalim dan lain-lain. Mereka kemudian menyusun konsep Pancasila melalui Piagam Jakarta.

Pada saat itu, Sila pertamanya Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.

Lalu, konsep Pancasila itu dibawa ketika mendekati 17 Agustus 1945 dan pada 18 Agustus terjadi lagi rapat tim "The Founding Father" yang pada saat itu kelompok dari Indonesia Timur sudah meminta jika itu yang dijadikan dasar negara ini maka kami Indonesia Timur minta pisah sajalah, kami negara sendiri saja, karena negara yang mau dibangun ini tidak merangkum semangat Kebhinnekaan.

Pada saat genting itulah kemudian muncul sifat Negarawan dari Muhammad Hatta dan Mr Teuku Muhammad Hasan yang kemudian menjadi Gubernur pertama Sumatera, untuk merubah sila pertama itu menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa.

Jadi begitulah sejarahnya yang kemudian dijadikan sebagai momentum 1 Juni itu adalah ketika Soekarno melakukan pidato di Komite BPUPKI.

mediaindonesia.com
mediaindonesia.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun