Mohon tunggu...
Triyatni Ashari
Triyatni Ashari Mohon Tunggu... Full Time Blogger - 日本語 🎓| An Educator | Mompreneur | Blogger | Ex-Broadcaster

Netizen Belajar | Amateur Writer | "Merendahlah, sehingga tidak ada seorang pun yang bisa merendahkanmu. Mengalahlah, sehingga tidak ada seorang pun yang bisa mengalahkanmu" ~ Kang Maman | Blog : https://www.pohontomat.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Siapa Dalang di Balik Kerusuhan Asrama Papua?

20 Agustus 2019   13:29 Diperbarui: 20 Agustus 2019   17:47 2627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa yang menjatuhkan bendera di got? Kapan itu terjadi? Siapa yang menginformasikan TNI ada bendera yang jatuh padahal mahasiswa sendiri tidak tahu?
Siapa yang menginformasikan ormas-ormas berkumpul di tempat kejadian?
Kenapa CNN menulis ada ormas dengan baju FPI padahal banyak ormas lain?
Kenapa ramai di Twitter #tangkapabujanda?

Kemarin melihat TV Nasional sekilas, berita tentang kerusuhan yang terjadi di Surabaya. Dalam hati, oh mungkin demo biasa. Saya melewatkannya begitu saja. 

Mengecek trending media sosial di hari Senin kemarin, bingung kenapa ada tagar #bubarkanFPI dan #tangkapabujanda dengan jumlah twit yang kurang lebih sama. Setelah telusur, oh ternyata akun Om @permadiarya aka Abu Janda, mengomentari sebuah berita dari CNN tentang FPI yang biang kerusuhan di Asrama Papua. 

Apakah benar berita tersebut?
Keesokan harinya akhirnya dapat jawaban. Tagar #tangkapabujanda melesat, sedangkan tagar #bubarkanfpi menghilang. Mungkin netizen sudah sadar, siapa yang benar dan mulai berang. 

Melihat kembali berita yang tertulis di Tirto.id, sebuah berita dari wawancara seorang mahasiswa. Dikatakan jika mereka pada awalnya bingung diteriaki dari luar oleh oknum-oknum TNI, dan lainnya agar segera keluar asrama karena menjatuhkan/mematahkan/membiarkan bendera di got. Karena takut, para mahasiswa meminta negoisasi bicara baik-baik. 

Tapi anggota TNI tidak ingin. Saat mereka keluar, mereka didorong dan dilempari sesuatu. Mereka memilih mundur. Para mahasiswa akhirnya mengurung diri menahan lapar di dalam asrama. Hinggap siang baru datang mahasiswa asrama yang lainnya. Mereka membawa makanan untuk mahasiswa yang terkurung. 

Pukul 14.00 mereka akhirnya diminta keluar baik-baik dan dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan. 

sabigaju.com
sabigaju.com

Secara garis besar itulah yang terjadi. Ada 2 poin penting di sini :

1. Orang-orang yang meminta mahasiswa Papua keluar adalah orang yang berniat nasionalis, karena bendera Indonesia dilecehkan.
2. Di lain sisi orang-orang tersebut melakukan kegiatan rasis dengan menyebut nama binatang kepada mahasiswa Papua tersebut.

Yang menjadi titik lucu adalah, awalnya tindakan tersebut masih dianggap sebuah tindakan kepahlawanan, terbukti dengan banyaknya ormas-ormas yang ikut turun agar dibilang nasionalis. Sehingga ada yang menanyakan dimanakah para pembela Pancasila yang tidak turun tangan? 

Lalu kemudian setelah tahu bahwa mahasiswa Papua tidak bersalah dan tindakan tersebut dianggap tindakan rasisme yang berujung sebuah framing yang disebutkan oleh Permadi Arya kalau FPI ingin membuat kerusuhan. 

Masyarakat Indonesia lantas marah karena rasa persaudaraan yang tinggi. Karena Rasis.

Beberapa masyarakat juga marah kepada FPI yang tertuduh, dengan membuat tagar #bubarkanfpi.

Tindakan ini sebenarnya sama dengan kejadian pembakaran bendera dengan tulisan Tauhid beberapa waktu lalu. 

Diceritakan sebuah kejadian seorang anak yang membawa bendera yang sudah di-'framing' 'se-Indonesia' bahwa bendera tersebut tidak melambangkan Nasionalisme, tapi melambangkan ormas tertentu yang sudah dicabut izinnya. 

Dengan rasa nasionalisme yang tinggi, oknum Banser membakar bendera tersebut. Karena kekhilafan tersebut hampir seluruh umat muslim berang. Meski alasan awal adalah itu karena bendera ormas tertentu, kemudian dibantah sebuah ormas, mereka membuat alasan baru membakar untuk mensucikan, tetap saja tidak bisa mengubah hal yang telah terjadi. Yang terakhir adalah mereka 'dipaksa' minta maaf saat berunding sesama ormas Islam se-Indonesia. 

Pola yang sama terjadi pada bendera. Mungkin awalnya oknum TNI dan ormas-ormas hanya berniat melindungi Sang Saka Merah Putih. Namun di video justru yang jadi fokus adalah kata rasis yang keluar, bahkan bendera yang jatuh pun tidak diangkat. Seluruh Indonesia akhirnya marah karena hal tersebut.  

Lalu yang jadi pertanyaan?

1. Siapakah (yang menyuruh) anak yang membawa bendera di acara dulu?
2. Kenapa dia mengaku bahwa itu bendera sebuah ormas yang pada kenyataannya pengakuan tersebut menandakan dia sama sekali tidak mengenali ormas tersebut? (Orang yang kenal dengan orang-orang ormas tersebut tahu bahwa itu bukan lambang bendera ormas). Sedangkan jika anak itu tidak mengenali kenapa dia berani membawa bendera yang sudah di'framing' buruk oleh media dan penguasa?
3. Siapakah/apakah yang menjatuhkan bendera di depan asrama mahasiswa?
4. Siapakah yang memberi informasi tentang bendera jatuh sehingga bisa langsung diketahui aparat dan ormas sedangkan mahasiswa yang tinggal di tempat tersebut tidak tahu-menahu?

Ini yang membahayakan bangsa kita saat ini.
Dulu, ketika belum ada framing tentang Saya Pancasila, NKRI Harga Mati, atau Bendera lain berarti bukan Nasionalis, semuanya baik-baik saja.

Jika persoalan Papua ternyata pelakunya bukan mahasiswa papua---misalnya ormas Islam---, saya yakin tagar bubarkan ormas Islam akan trending, karena telah diduga melecehkan bendera Indonesia. Nyatanya bukan ormas Islam yang lecehkan bendera, dan tidak ada yang mau menyalahkan atau mencari tahu siapa yang melecehkan bendera sebenarnya.

Jika ternyata memang FPI yang menggerebek kemarin, saya yakin tagar #bubarkanfpi juga masih akan trending sampai saat ini. Nyatanya, bukan FPI yang menggerebek, tagar #bubarkanTNI tidak mungkin dilakukan. 

Meski pelaku perusakan bendera pun adalah orang Papua, saya yakin tindakan rasisme tetap menjadi sorotan, karena semua bisa dibicarakan dengan baik-baik. Jadi, sebenarnya netizen cinta NKRI, atau hanya benci Islam? Jangan sampai kita terprovokasi, terpecah belah. Kita bersaudara. Apapun masalahnya, jangan pernah berkata kasar sehingga berbuntut rasis.

Di sini, saya sebagai masyarakat awam, mendukung segala bentuk perjuangan para ormas Islam. Apapun metode dakwahnya. Tujuannya pasti satu. Agar Negara ini diberkahi Sang Pencipta.
Setidaknya mereka berjuang. Berjuang dengan tenaga, harta, waktu dan ilmu. Sedangkan saya tidak berjuang. Apakah saya pantas mencela yang berjuang?

Jadi sebenarnya siapa dalang di balik ini Tuhanku? Apakah mereka tidak ingin NKRI bersatu? Benci umat beragama bersatu? Semoga Allah melindungi negara kita selalu, aamiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun