Mohon tunggu...
Putri Yuni
Putri Yuni Mohon Tunggu... -

biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Memaknai Tawa

17 April 2015   15:51 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:59 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Collective unconscious adalah lapisan terdalam dalam struktur pribadi seseorang. Semua orang memiliki susunan pola yang sama. Maka dari itu collective unconscious bersifat universal, juga identik antara manusia satu dengan yang lain. Collective unconscious ini terdiri dari beberapa archetype. Bentuk-bentuk archetype ini menciptakan simbol-simbol yang berkaitan dengan aspek-aspek kehidupan, yang dianut oleh generasi tertentu secara hampir menyeluruh dan kemudian ditampilkan berulang-ulang pada beberapa generasi berikutnya. Kita tidak bisa mengamati collective unconscious secara langsung, tapi hal ini mempunyai dampak besar terhadap kepribadian dan insting seseorang dengan asal bagaimana mereka dibesarkan.

Archetypes adalah suatu gambaran kuno yang diperoleh dari collective unconscious. Archetypes ini berbeda dengan insting yang didefinisikan Jung sebagai impuls fisik yang tidak sadar dan dinyatakan melalui sebuah tindakan.  Jung memandang archetypes ini sebagai pasangan antara fisik dari insting. Archetypes dan insting ini adalah dari ketidaksadaran (unconscious) dan keduanyalah dapat membentuk kepribadian. Archetypes ini memiliki basis biologis tetapi sebenarnya berasal dari pengalaman-pengalaman yang diulang oleh nenek moyang manusia. Ketika pengalaman manusia berkorespondensi dengan gambaran primodial yang laten, maka archetypes akan aktif. Archetypes ini sangat banyak dan berpotensi muncul.

Archetypes ini tidak bisa diwakili secara langsung, tetapi ketika aktif, ia akan mengekspresikan dirinya melalui beberapa bentuk, seperti mimpi, fantasi, dan delusi. Mimpi adalah sumber utama dari archetypal materi. Mimpi ini dapat menghasilkan motif-motif yang tidak diketahui oleh subjek yang adalah pengalaman pribadinya.

Beberapa konsep dari archetypes :

Persona yang merupakan topeng yang dipakai manusia sebagai respon terhadap tuntutan-tuntutan kebiasaan dan tradisi masyarakat serta terhadap kebutuhan archetypal sendiri.

Anima & Animus merupakan elemen kepribadian yang secara psikologis berpengaruh terhadap sifat bisexual manusia. Anima adalah archetype sifat kewanitaan (feminine) pada laki-laki, sedangkan animus adalah archetype sifat kelelakian (maskulin) pada perempuan.

Shadow adalah archetype yang terdiri dari insting-insting binatang yang diwarisi manusia dalam evolusinya dari bentuk-bentuk kehidupan yang lebih rendah kebentuk yang lebih tinggi.

Self, yang secara bertahap menjadi titik pusat dari kepribadian yang secara psikologis didefinisikan sebagai totalitas psikis individual dimana semua elemen kepribadian terkonstelasi disekitarnya. Self membimbing manusia kearah self-actualization, merupakan tujuan hidup yang terus-menerus diperjuangkan manusia tetapi jarang tercapai.

Kebanyakan humor berasal dari shadow (bayangan). Shadow merupakan representasi dari semua hal yang berasal dari budaya bawaan atau dari lahir seseorang yang tidak dapat dikemukakan secara langsung. Maka dari itu setiap budaya memiliki shadow mereka sendiri dan setiap budaya mengembangkan shadow mereka. Seperti lelucon gay atau banci (transgender) cukup berkembang di masyarakat Indonesia, maka dari itu banci sudah menjadi cultural shadow.

Bila kita kaji salah satu tema Jung yaitu Shadow ini adalah pikiran bawah sadar pribadi yang ingin menunjukkan kepada dunia luas. Ketika berkonfrontasi dengan Shadow, kita cenderung merasa tidak nyaman karena itu menunjukkan kepada kita kelemahan kita sendiri atas tidakmampuan kita. Ketika dihadapkan dengan shadow kita merasa bersalah dan malu pada diri sendiri bahwa dan kita tetap menyembunyikan kelemahan itu. Shadow itu adalah bagian dari alam bawah sadar bahwa semua masalah kita dapat dilupakan.

Shadow  ini juga bisa muncul sebagai Trickster dapat  kita lihat sebagai dilihat persamaan kolektif dari shadow yang merupakan sifat amoral primitif sikap pada manusia dan menghambat kemajuan individuasi yang dapat dilihat dalam mitos sebagai tokoh badut atau setan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun