Di era kekinian. Menjadi pemimpin tak selamanya harus berusia tua. Kaum muda acap kali tampil dengan semangat, tekad dan terobosan barunya. Presiden Soekarno, misalnya. Baru berusia 44 tahun, kala didapuk memimpin Indonesia yang baru saja merdeka.
Geliat usia muda terus berlangsung ditampuk pemerintahan dewasa ini. Sejumlah kepala daerah; gubernur, bupati dan walikota bertahta. Untuk mengabdi dan melayani rakyat.
Begitu pula, strata pemerintahan terendah yakni desa. Banyak sekali kepala desa atau sebutan lainnya, terpilih dari golongan muda. Ini menunjukan bahwa kepeloporan pemuda mampu sebagai agen pembaharuan.
Jauh dari ibukota negara. Di ujung pulau sumatera. Terdapat seorang anak muda, yang mendedikasikan diri mengabdi membangun kampungnya. Jalur demokratis sebagai gerbang pemilihan diikuti.Â
Yakni, pemilihan Datok Penghulu (kepala desa) Kampung Paya Ketenggar, Kecamatan Manyak Payed, Kabupaten Aceh Tamiang, Propinsi Aceh, baru memasuki masa kampanye (penyampaian visi dan misi).
Fachruzzaman. Begitu, nama tersemat pada sosok muda ini. Mencalonkan diri sebagai Datok Penghulu Paya Ketenggar masa bakti enam tahun kedepan. Ia mengusung harapan baru. Kesetaraan, kebersamaan dan inovasi.
Visinya; membangun tata kelola pemerintah desa Paya Ketenggar yang baik, transparan dan bersih, dalam rangka mewujudkan masyarakat adil, makmur, kreatif dan berakhlak mulia.
Guna mewujudkan visi tersebut, diranjang tujuh gerakan aksi program kerja, meliputi; peningkatakan kapasitas aparatur desa, peningkatan sunber daya masyarakat desa, pelayanan prima kepada masyarakat, transparansi anggaran desa, optimalisasi sarana kesehatan, membangun sarana keamanan lingkungan dan tersedianya sarana olahraga.
"Keterlibatan perangkat desa, seperti MDSK, Kaur, Kadus, Imam dan partisipasi masyarakat dalam membangun desa adalah suatu yang mutlak. Ini yang perku didorong agar semua merasa memiliki dan bertanggung jawab atas desa ini," papar Fachruzzaman, Selasa sore.
Jika dipercaya memimpin desa Paya Ketenggar, calon datok penghulu nomor urut 5 ini, menyebut akan menghormati yang tua, sayangi yang muda dan santun kepada para tetua dan pemuka agama.
Disitulah, kata dia, letak etika. Jika beretika, maka semua akan harmonis dan bisa terbangun komunikasi aktif dengan siapa saja dan dimana saja.
Pada sektor kesehatan. Fachruz, mengatakan perlu adanya armada kesehatan, seperti ambulance. Disamping, upaya penjaminan terfasilitasinya program jaminan kesehatan dari pemerintah kepada masyarakat miskin, sehingga tepat sasaran dan adil.
Lain itu, sektor keamanan lingkungan menjadi penting. Dimana, Siskamling (Sistem keamanan lingkungan) perlu diaktifkan kembali. Begitu pula dengan Pertahanan Sipil (Hansip). Bila lingkungan kondusif, kenyaman akan datang.
"Pemerintah desa perlu menyediakan kesejahteraan bagi petugas Hansip. Agar keamanan desa terjamin. Ini bagian ikhtiar kita bersama. Mohon doa dan dukungannya," sebut Fachruzzaman.
Terobosan bagi pemuda tak kalah pentingnya. Dimana, pelatihan keterampilan hidup bagi kaum muda menjadi salah satu prioritas Fachruz, ketika terpilih nantinya.
Terakhir, dia meminta doa dan dukungan semua pihak. Meski calon usia muda dari empat konpetitor lainnya. "Berikan saya sekali kepercayaan. Insya Allah, bersama-sama kita capai harapan semua pihak. Dosa masa lalu jadi pelajaran untuk kebaikan dimasa depan," tutup Fachruzzaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H