Efek tanggapan kuat terhadap hal yang buruk ini seringkali mendorong manusia untuk tidak mudah merasa puas akan sesuatu. Dan menurut Kahneman hal ini wajar, otak manusia memang dirancang seperti itu.Â
Ketika manusia kehujanan di tengah hutan dan menemukan gua untuk berteduh dia akan merasa senang. Namun, rasa senang itu tidak akan bertahan lama dan dia akan mencari cara untuk membuat api supaya lebih hangat, atau rasa dingin akan kembali menyerang.
Semua jenis kesenangan/ kebahagiaan/ keceriaan/ keberuntungan /kedamaian cenderung lebih tidak lama bertahan jika dibandingkan dengan rasa kekesalan/ kekecewaan/ ketidakbahagiaan/ kemurungan/ kesialan/ keapesan/ kegalauan/ kerisauan.Â
Kahneman juga mengidentifikasi bahwa dalam bahasa inggris lebih banyak perbendaharaan kata negatif jika dibandingkan dengan kata positif yang digunakan oleh manusia. Dan ini kemungkinan terjadi pada setiap bahasa.
Rumus Kesuksesan
Ketika penulis ditanya tentang rumus favorit, Kahneman menjawab bahwa 'sukses = bakat + keberuntungan' dan 'sukses besar = sedikit lebih banyak bakat + banyak sekali keberuntungan'.Â
Hal ini menarik menurut saya, ketika orang yang nyaris seumur hidup profesionalnya menggeluti sains, yang identik dengan humanisme dan logisme, mengakui bahwa kesuksesan lebih bergantung pada keberuntungan dibandingkan bakat.
Keberuntungan sendiri merupakan hal yang berada diluar kekuasaan atau wewenang manusia, seperti manusia tidak bisa memilih orangtua hingga negara (ekonomi, politik) tempat mereka dilahirkan, yang berdampak terhadap kesempatan mengembangkan bakat. In a way, penulis mengakui adanya greater power yang mempengaruhi manusia.
Hal yang saya suka dari buku ini adalah bagaimana penulis menjabarkan dengan hasil-hasil eksperimennya terkait bagaimana manusia berpikir dan bertindak. Bagaimana ilmu psikologi, yang objeknya adalah manusia, bisa menjadi dasar pertimbangan pada ilmu-ilmu lain yang berurusan dengan manusia, dimana ilmu itu sendiri memang digunakan manusia untuk kepentingannya. Jadi sangat relatable hasil-hasil penelitiannya untuk kita telaah sebagai bagian dari ilmu apapun yang kita minati atau sedang kita geluti.
Saya pribadi berpendapat bahwa mayoritas permasalahan yang kita hadapi sehari-hari adalah permasalahan antarmanusia. Untuk menyelesaikannya, tidak jarang kita memerlukan gambaran psikologi dari lawan bicara kita, mengapa mereka berbicara/bertindak demikian, dan apa yang kita sama-sama tuju serta bagaimana mencari solusinya. Tidak hanya memberikan gambaran tentang bagaimana orang lain berpikir dan bertindak, buku ini juga layak dibaca bagi orang yang ingin lebih memahami dirinya sendiri.Â
See you at my next review.