Mohon tunggu...
Poe Three
Poe Three Mohon Tunggu... Arsitek - citizen of the world

Keep Calm and Write It On..

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Resensi Buku "Goodbye, Things" oleh Fumio Sasaki

10 April 2020   14:15 Diperbarui: 10 April 2020   14:16 1342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Favorite Quotes/Sentences/Insights

Tentang bagaimana sedikit ketidaknyamanan malah bisa membuat kita lebih bahagia, artinya lower expectations atau membiasakan diri hidup susah. Hal ini mirip dengan filosofi Stoisisme yang diceritakan kembali oleh Henry Manampiring (Filosofi Teras) -- jadi ketika kita dapat hal-hal yang mewah dan membahagiakan, kita jadi bisa lebih apresiasi dan lebih hepi. Kalau terbiasa nyaman terus kita cenderung jadi kurang menghargai, sehingga rasa hepi juga jadi berkurang. So far it makes perfect sense.

Tentang Teori Selai, dimana jika terlalu banyak pilihan manusia cenderung jadi bingung dalam memilih yang akhirnya penjualan malah menurun jika dibandingkan dengan produk yang pilihan variannya ga terlalu beragam.

Tentang warna-warna yang menjadi 'kebisingan' visual. Disini dicontohkan bagaimana warna-warna terang dan mencolok itu biasanya menandakan peringatan tertentu. Contohnya tutup botol cairan pembersih yang berwarna pink itu mengindikasikan zat berbahaya yang berada di dalamnya. Menurut dia, seperti botol itu, 'makhluk' beracun memang biasanya menonjol.

Sebaliknya, mata kita tidak akan cepat lelah melihat barang yang nyaman dipandang dengan warna-warna netral, yang mengakibatkan kita juga bisa menggunakannya pada jangka waktu yang lebih lama. Menurut saya ini seru and very Japanese. Di sisi lain, I still think it's about balance, kalau semua warna netral-netral aja tentu kita bakal jadi bosan.

Tentang kebahagiaan yang berbanding lurus dengan waktu yang berkualitas, dan berbanding terbalik dengan jumlah barang yang kita punya. Makin banyak barang makin banyak pikiran, waktu dan uang pokoknya semua sumberdaya penting yang kita buang untuk memelihara barang-barang itu.

Tentang bagaimana minimalis itu juga mengharuskan kita tidak terisolasi, sebaliknya the world is our house. Sewa dibanding beli. Pinjam dibanding punya. Gadai dibanding disimpan. Toko bukan sebagai tempat dimana kita membeli barang, tetapi sebagai gudang yang kita hampiri ketika kita perlu sesuatu.

Tentang teori psikologi positif, yang menyatakan rasa bahagia sesorang itu terdiri dari 50% genetik, 10% lingkungan/faktor luar (termasuk standar hidup sesorang), dan 40% dari sikap dan cara berpikirnya sendiri. Jadi hal-hal yang 'terlihat' sebagai kadar bahagia pada umumnya seperti pekerjaan, pernikahan, keluarga, kekayaan itu hanya berpengaruh sebesar 10% terhadap bahagia/tidaknya seseorang, sedangkan kita lahirpun sudah punya 50% sifat bawaan bahagia. Nah, yang kita perlu lakukan dan bisa kita kendalikan ya hanya di 40% yaitu sikap dan cara berpikir kita sendiri. Bahagia bukan sebagai 'hadiah' karena telah mencapai sesuatu, tapi kita harus senantiasa bersyukur supaya bisa bahagia. Nice..

How it made me feel

Tercerahkan, enlighted, termotivasi.

Di Jepang tempat si penulis tinggal semuanya lebih stabil, bahkan peringatan gempa aja dipastikan semua yang ada di Jepang terinformasi dan teredukasi. Saya juga belum pernah tuh baca Jepang kekurangan stok sesuatu, kecuali mungkin stok laju pertumbuhan penduduknya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun