Sekilas pernak-pernik dari Karanganyar....
Terjadi tepat kemarin, saat baru menemukan warnet di sekitar Jalan utama yang dilintasi Jalan Utama Pantai Selatan...
Sudah sekitar jam 8.30, baru saja aku pergi dari Pasar Malam di sisi Barat Alun-alun, ingin menulis semua pengalaman hari itu, hari pertama crashpacking ke tempat ini.
Masuk-masuk ke warnet itu, tidak kalah dengan warnet di Jakarta, mumpuni, AC, komputer bagus....headset dan pernak-perniknya....pokoknya kalo disetarakan dengan warnet rata-rata di Jakarta setara lah.
Di tempat sebelah ku ada jejeran 3 anak, bermain game, malem-malem seperti ini : PB mainannya, gak kalah sama anak Jakarta. Ya, PB alias Point Blank - mainan FPS alias First Person-Shooting, tembak-tembakan modern, macam-macam CS/Counter Strike....ya hampir semua orang game tahu.
Awalnya mereka masih kalem, diam....fokus, gaya player yang talk less do more dari observasi awalku. Ternyata baru 3 menit aku buka blog ini, mulai lah terlihat sisi aslinya. RIBUT. Sangat ribut. Andai saja tidak ada Pejuang/Pahlawan bernama Cilik Riwut yang namanya diabadikan sebagai nama Bandara di Kalimantan Tengah (kalo gak salah), yang satu ini mungkin aku sindir dengan namanya.....
Mereka mulai menyalak sana sini, komentar dengan gamenya....
"Lha ko iso nembus? Wah nge-cit yo...."
"Tembakke bae yo nang kono...."
"Bos kabur....ning iku mawon bokong dolanane...."
Mulai dari menyalak yang strategis, kritikan terhadap yang main curang, sampai luapan kebahagiaan pun juga ada...
"Yes! Ngono to, matikno ko'en"
Bahkan, kadang, "kebun binatang" pun keluar komplit dari tiga mulut-mulut kecil itu!
"Ng-as*, alah...."
"Wah, telek wedhus!"
Sebagai remaja yang juga kadang main game di waktu luangnya, ya aku ngerti lah. Tapi mereka ini ternyata SUANGAT RIBUT, melebihi suasana ribut nge-game yang aku tahu. Dan ng-aneh nya, mereka ttep ribut meski sekalipun di daerah campur nge-game dan nge-net....kalau di beberapa tempat di mana tempat nge-game dan browsing saja campur, kadang mereka gak berani...
Yah, ini tanda perubahan. Sekalipun Karanganyar ini adalah tempat yang aku berani bilang dengan komentar yang sama dengan seorang penulis travel terkenal mendeskripsikan mengenai Vientiane, ibu kota Laos...
"a place which changes, but doesn't have any urgency to do it quick. An impression of a time warp..." Sebuah tempat yang tidak ingin terburu-buru untuk berubah, masih tradisionil, perubahan sudah datang ke tempat ini - dimana pemandangan macam ini aku tidak temui setahun yang lalu saat mudik Lebaran....
Dan hebatnya lagi, pemandangan itu datang cukup cepat. Kurang dari satu tahun cukup cepat untuk kota kecil macam ini.
Separah apakah kedepannya? Entah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H