Mohon tunggu...
Aris Sang Pencerah
Aris Sang Pencerah Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Alumni Pencerah Nusantara yang mencoba merangkai penggalan-penggalan hikmah

Pencerah Nusantara adalah gerakan sosial berbasis kolaborasi interprofesi untuk meningkatkan layanan kesehatan primer serta menumbuhkan paradigma sehat di masyarakat. Pencerah Nusantara Konawe bertugas di Puskesmas Onembute, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara. Anggota Tim Pencerah Nusantara Konawe (2016-2017): 1. dr.Cut Nyak Dian 2. Ns. Istiqomah NK 3. Bd. Charity Hartika 4. Aris Sujoko, SKM 5. Bunga Ramadani, S.I.P. Pencerah Nusantara Konawe dapat dihubungi melalui e-mail : pn4konawe@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Cahaya Surga di Bumi Tolaki Onembute

2 Juli 2016   23:02 Diperbarui: 2 Juli 2016   23:12 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Itulah suatu tanda keimanan yang nyata

Pasti balasannya pahala berlimpah

Penyampaian dakwah yang sederhana namun lugas, tidak berbelit belit menjadi mudah diterima oleh masyarakat pedesaan. Selaras dengan rerata pendidikan terakhir masyarakat desa yang memang mayoritas sekolah dasar. Sebagai da’i sejati, ia habiskan waktu, tenaga serta pikirannya untuk kegiatan da’wah di masyarakat. Bersama istri dan 4 orang anaknya,  purnama demi purnama dilaluinya, sekolah satu persatu dibangunnya, pengajian demi pengajian tanpa mengenal lelah dan keluh kesah. Ia menjadi tempat masyarakat berkonsultasi, berbagi rasa, curahan hati tanpa ada batas waktu pelayanan ummat. Itulah peran yang diperankannya dengan baik, bak oase dalam gurun pasir yang tandus. Tak kenal henti hingga lelah yang lelah mengikutinya.

Pengabdian yang tulus ke masyarakat seirama dengan baktinya kepada orang tuanya, sering kali beliau menjadi imam sholat malam bersama ibunya. Ridho Allah selaras dengan ridho orang tua,  Ia tidak ingin ibunya tertinggal sholat malam yang selalu dirindukan Allah SWT. Sebuah kenikmatan dunia yang terabadikan di akhirat. 

Sebuah puncak ibadah menghadap Tuhannya bersama orang yang oleh Rasullullah sabdakan menjadi orang yang paling diutamakan dalam hidup di dunia. Hingga setelah kepergiannya, ibunya senantiasa menceritakannya. Surau kecil di samping rumah yang dibangunnya dan adzan yang ia kumandangkan sayup-sayup masih terdengar oleh Ibunya, yang merasa rindu akan kehadiran anaknya. Sebuah amalan yang sangat sunyi jauh dari keramaian dan popularitas dunia. 

Namun menjadi amalan yang terkenal di malaikat dan di mata Allah SWT, nikmat dunia rasa surga sebagai bekal amal menghadap Tuhan Sang Pencipta. Sesuai dengan firman Nya di surat Al Ahqaaf ayat 15, Wa wasshoinaal insaana biwaa lidaihi ihsanah hamalat’hu ummuhu kur haaw wawa dhongat’hu kurhaah. Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula).

Senin 13 Juni 2016, dalam suasara Ramadhan, masih terngiang kala itu, suara lemah beliau, meminta adiknya agar mau menjadi imam sholat terakhirnya. Walau berwudhu sudah tidak mampu, tayamum pun beliau tak mampu hingga adiknya yang mentayamuminya. Bacaan sholat samar-samar terlihat dalam gerak bibirnya, tatapan mata yang ikhlas dalam menerima takdirnya, membuat hati ini malu akan sholat yang tak sekhusyu’ itu. 

Sebuah gambaran bahwa sholat adalah tiang agama yang harus selalu setiap saat ditegakkan dalam kondisi apapun. Puncak kenikmatan dunia tertinggi yang pernah ada, meninggal dalam keadaan khusnul khotimah. Yaitu orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka) : "Salaamun'alaikum, masuklah kamu ke dalam syurga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan." Fa amma in kaana minal muqorrobin, adapun jika dia (orang yang mati) termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah).

Ratusan pasang mata yang hadir di tengah hari Bulan Suci itu. Ribuan langkah sepanjang jalan berbatu sejauh tiga kilometer menuju pemakaman desa itu. Menjadi saksi bersama amal jariyah, ilmu dan doa-doa anakmu yang mengiringi kepergian guru kami untuk selamanya. Ribuan murid telah merasakan manfaat dakwah yang tulus dan lurus. Bapak Shodiq, tidak penting bagimu terkenal di mata manusia namun yang paling penting adalah engkau terkenal di mata Allah dan Rasul-Nya.

 Walaupun engkau telah tiada di dunia ini, muridmu, keluargamu serta masyarakat Onembute akan meneruskan cita-cita mulia di jalan dakwah Illahi. Sholat yang selalu engkau tegakkan hingga akhir hayat tanpa kalah oleh keadaan. Bakti kepada Ibu dengan senantiasa mengajak sholat malam berjamaah yang terus engkau jaga. Serta, dakwah dan cintamu yang tulus kepada ummat ini telah memancarkan Cahaya Surga di bumi Tolaki yang menerangi kami ke jalan yang lurus, jalan menuju Ridho Illahi.

*Penulis adalah seorang sarjana kesehatan masyarakat yang mengabdi dalam gerakan Pencerah Nusantara yang ditugaskan di daerah terpencil Puskesmas Onembute, dan menjadi saksi detik-detik beliau menjalankan ibadah terakhirnya di ruangan ICU yang menginspirasi agar senantiasa menjaga sholat dan kekhusyu’annya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun